Kementerian Perhubungan (Kemenhub) resmi menunjuk PT Pelabuhan Buana Reja, anak perusahaan PT ABM Investama Tbk (ABMM), sebagai pengelola jasa kepelabuhanan di Terminal Pelabuhan Buana Reja, Pelabuhan Satui, Kalimantan Selatan. Penunjukan ini berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 125 Tahun 2024, yang menetapkan PT Pelabuhan Buana Reja sebagai Badan Usaha Pelabuhan (BUP) untuk mengelola terminal tersebut.
Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi logistik dan mendukung aktivitas industri di Kalimantan Selatan. Nilai investasi yang dialokasikan mencapai Rp463 miliar, dengan fee konsesi sebesar 5% dari pendapatan kotor. Perjanjian konsesi ini berlaku selama 28 tahun.
Pengelolaan Terminal Pelabuhan Satui oleh PT Pelabuhan Buana Reja
Direktur PT Pelabuhan Buana Reja, Donny Indrasworo, menyatakan rasa syukur atas kepercayaan yang diberikan pemerintah. Ia menekankan komitmen perusahaan untuk mengelola Pelabuhan Satui secara profesional dan sesuai peraturan yang berlaku.
Pelabuhan Satui dianggap strategis karena berperan sebagai pintu gerbang logistik pertambangan dan industri di Kalimantan Selatan. Pengelolaan yang efisien diyakini akan memberikan dampak positif bagi perekonomian daerah.
Peresmian perjanjian konsesi dihadiri oleh Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub, Muhammad Masyhud, dan jajaran manajemen PT Pelabuhan Buana Reja. Kehadiran mereka menandai dimulainya era baru pengelolaan pelabuhan ini.
Optimalisasi Aset dan Pelayanan Publik
Sebelum penunjukan PT Pelabuhan Buana Reja, Terminal Pelabuhan Satui dikelola PT Tunas Inti Abadi untuk kepentingan internal berdasarkan keputusan Ditjen Perhubungan Laut pada 20 Februari 2017.
Pengalihan pengelolaan ini merupakan bagian dari upaya optimalisasi aset dan peningkatan pelayanan publik di sektor kepelabuhanan. Dengan pengelolaan yang lebih profesional, diharapkan pelayanan menjadi lebih efisien dan efektif.
Direktur ABMM, Feriwan Sinatra, melihat konsesi ini sebagai momentum strategis bagi grup ABM Investama untuk memperluas kontribusi di sektor *mining value chain* (MVC).
Ia optimistis langkah ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah melalui peningkatan konektivitas logistik, sekaligus menjawab tantangan di masa depan.
Sinergi Pemerintah dan Swasta dalam Pengembangan Logistik Nasional
Kerjasama ini menjadi contoh nyata sinergi pemerintah dan swasta dalam membangun sistem logistik nasional yang efisien, kompetitif, dan berkelanjutan. Pemerintah memberikan kepercayaan kepada sektor swasta untuk mengelola aset strategis, sementara swasta berkomitmen untuk meningkatkan efisiensi dan pelayanan.
PT Pelabuhan Buana Reja (PBR), didirikan pada Desember 2010 sebagai anak usaha PT Cipta Krida Bahari (CKB Logistics), bagian dari Grup ABM Investama. Sebagai perusahaan penyedia jasa kepelabuhanan, PBR memiliki komitmen kuat dalam mendukung efisiensi logistik nasional.
Sebagai anggota aktif Asosiasi Badan Usaha Pelabuhan Indonesia (ABUPI), PBR terus berinovasi dan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak. Hal ini bertujuan untuk menciptakan sistem logistik yang handal, modern, dan ramah lingkungan.
Dengan investasi besar dan jangka waktu konsesi yang panjang, PT Pelabuhan Buana Reja memiliki kesempatan untuk mengembangkan Pelabuhan Satui menjadi pelabuhan yang modern dan efisien, sehingga mampu menunjang pertumbuhan ekonomi Kalimantan Selatan dan nasional secara berkelanjutan. Keberhasilan pengelolaan ini akan menjadi tolok ukur bagi kerjasama serupa di masa depan.
Selain itu, peningkatan efisiensi di Pelabuhan Satui diharapkan dapat menurunkan biaya logistik, meningkatkan daya saing produk-produk lokal, dan menarik investasi lebih banyak ke wilayah Kalimantan Selatan.