Pemerintah berencana menambah anggaran Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebesar Rp 50 triliun. Langkah ini diambil untuk mempercepat pencapaian target program dan menjangkau lebih banyak penerima manfaat. Rencana penambahan anggaran ini sedang dibahas dan disusun mekanismenya dalam sebuah Peraturan Presiden (Perpres).
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menjelaskan bahwa percepatan program MBG membutuhkan tambahan dana yang signifikan. Proses penyusunan mekanisme penambahan anggaran tersebut sedang dilakukan. Hal ini disampaikan Dadan usai membahas rancangan Perpres tentang tata kelola MBG di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Jakarta, pada Jumat, 9 Mei 2025.
Penambahan Anggaran MBG: Sebuah Langkah Strategis
Pemerintah memastikan ketersediaan anggaran untuk Program MBG. Namun, penambahan anggaran sebesar Rp 50 triliun baru akan direalisasikan setelah mekanisme pencairannya ditetapkan dalam Perpres. Besarnya anggaran yang akan dicairkan bergantung pada kecepatan implementasi program percepatan MBG.
Dadan menambahkan, Presiden Prabowo Subianto mendorong percepatan program MBG setelah melihat langsung kebutuhan di beberapa daerah. Presiden merasa perluasan cakupan penerima manfaat MBG sangat penting. Oleh karena itu, percepatan melalui Perpres perlu segera dijalankan.
Percepatan Program MBG: Menjangkau 82,9 Juta Penerima Manfaat
Target program MBG adalah menjangkau 82,9 juta penerima manfaat. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah tengah merumuskan strategi yang akan dituangkan dalam Perpres atau Instruksi Presiden (Inpres). Dokumen tersebut akan mengatur strategi, jumlah sekolah yang terlibat, tata kelola program, satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG), dan tugas masing-masing kementerian terkait.
Strategi dan Koordinasi Antar Kementerian
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menyatakan pemerintah sedang menyusun Perpres atau Inpres untuk mempercepat pencapaian target 82,9 juta penerima manfaat MBG. Perpres atau Inpres ini akan merinci peran dan tanggung jawab setiap kementerian/lembaga, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya. Koordinasi antar pihak menjadi kunci keberhasilan program ini.
Tantangan dan Solusi dalam Implementasi MBG
Menangani 82,9 juta penerima manfaat MBG merupakan tantangan besar yang membutuhkan koordinasi dan kolaborasi yang kuat dari berbagai pihak. Pemerintah perlu memastikan distribusi bantuan berjalan lancar dan efektif. Selain itu, pengawasan dan evaluasi berkala juga krusial untuk memastikan program berjalan sesuai rencana dan sasaran.
Dampak Positif Program MBG terhadap Kesehatan dan Pendidikan
Program MBG diharapkan memberikan dampak positif terhadap kesehatan dan pendidikan anak-anak di Indonesia. Dengan mendapatkan asupan gizi yang cukup, anak-anak akan lebih sehat, lebih bersemangat, dan memiliki daya konsentrasi yang lebih baik di sekolah. Program ini juga berkontribusi pada peningkatan angka partisipasi dan absensi anak sekolah.
Program MBG juga berkontribusi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Anak-anak yang sehat dan terpenuhi gizinya akan memiliki potensi untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, sehingga dapat berkontribusi bagi pembangunan bangsa di masa depan. Pemerintah berupaya memastikan keberlanjutan dan efektivitas program ini demi mencapai tujuan tersebut.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan program prioritas pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan pendidikan anak-anak Indonesia. Penambahan anggaran sebesar Rp 50 triliun menunjukkan komitmen pemerintah untuk mempercepat pencapaian target dan menjangkau lebih banyak anak-anak yang membutuhkan. Dengan perencanaan yang matang dan koordinasi yang efektif antar pihak, diharapkan program MBG dapat memberikan dampak yang signifikan bagi kesejahteraan generasi muda Indonesia. Keberhasilan program ini akan menjadi investasi penting bagi masa depan bangsa.
