Geoffrey Hinton, ilmuwan komputer yang dikenal sebagai “Bapak AI”, baru-baru ini mengungkapkan kekhawatirannya terhadap teknologi kecerdasan buatan (AI) yang ia sendiri kembangkan. Dalam wawancara dengan CBS News, Hinton membahas potensi AI untuk melampaui kecerdasan manusia dan bahkan “mengambil alih” kendali.
Pernyataan ini menimbulkan pertanyaan serius tentang masa depan AI dan implikasinya bagi umat manusia. Hinton, yang berperan penting dalam pengembangan jaringan saraf tiruan dan pembelajaran mendalam—fondasi AI modern—mengungkapkan keprihatinannya dengan jujur dan terbuka.
Potensi AI Melebihi Kecerdasan Manusia
Hinton menyatakan bahwa ada kemungkinan AI akan jauh lebih cerdas daripada manusia. Ia menekankan bahwa ini bukan sekadar spekulasi, melainkan sebuah kemungkinan yang perlu dipertimbangkan serius.
Pernyataan ini didasarkan pada perkembangan pesat AI saat ini. Model bahasa besar seperti GPT-4, misalnya, sudah memiliki akses dan pemahaman informasi yang jauh melebihi rata-rata manusia. Ini menandakan potensi AI untuk berkembang dengan kecepatan yang mengejutkan.
Hinton menjelaskan bahwa sebagian pakar AI sepakat dengan kemungkinan AI yang jauh lebih cerdas dan mampu mengendalikan manusia. Namun, ia juga menambahkan bahwa hal ini masih berupa kemungkinan, bukan kepastian.
Ancaman AI: Penggantian dan Konflik dengan Manusia?
Walaupun Hinton tidak memberikan definisi spesifik tentang “mengambil alih manusia”, ia menyinggung kemungkinan AI menggantikan peran manusia dalam berbagai aspek kehidupan. Skenario terburuk, menurutnya, adalah terjadinya konflik antara AI dan manusia.
Analogi yang digunakan Hinton, yaitu AI seperti bayi harimau yang lucu namun berpotensi berbahaya saat dewasa, menggambarkan secara tepat perkembangan teknologi ini. Kecepatan perkembangan AI saat ini, menurut Hinton, jauh melampaui prediksi dan ekspektasinya.
Meskipun model bahasa besar saat ini belum menunjukkan tanda-tanda “berontak”, potensi mereka untuk berkembang pesat menimbulkan kekhawatiran yang valid. Kemampuan AI untuk menguasai berbagai bidang pengetahuan dengan kecepatan luar biasa perlu mendapat perhatian serius.
Respons terhadap Kekhawatiran tentang Masa Depan AI
Hinton mengakui bahwa kekhawatirannya muncul dari perkembangan AI yang sangat cepat dan tak terduga. Ia menekankan bahwa manusia belum sepenuhnya memahami implikasi dari teknologi ini, sehingga ancaman di masa depan masih belum sepenuhnya teridentifikasi.
Meskipun demikian, Hinton juga menenangkan dengan mengatakan bahwa kemungkinan AI menguasai manusia mungkin tidak setinggi yang dikhawatirkan banyak orang. Ia memperkirakan kemungkinan tersebut berada di kisaran 20 persen, sehingga masih ada peluang besar (80 persen) bahwa hal itu tidak akan terjadi.
Hinton menyerukan peningkatan pemahaman dan kewaspadaan terhadap perkembangan AI. Ia menekankan perlunya penelitian dan regulasi yang lebih komprehensif untuk memastikan bahwa perkembangan AI tetap aman dan menguntungkan manusia.
Kesimpulannya, kekhawatiran Hinton merupakan pengingat penting bagi kita semua. Perkembangan AI yang pesat membutuhkan perhatian dan perencanaan yang cermat untuk menghindari konsekuensi yang tidak diinginkan di masa depan. Penelitian lebih lanjut dan kerjasama internasional sangat penting untuk memastikan AI digunakan secara bertanggung jawab dan bermanfaat bagi kemanusiaan.