Indonesia terus berupaya memperluas pasar ekspor untuk mengurangi ketergantungan pada negara tertentu. Dalam upaya tersebut, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia Eximbank, berkolaborasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Den Haag, meluncurkan buku berjudul “Road to Rotterdam”. Buku ini memberikan panduan komprehensif mengenai peluang dan tantangan ekspor produk Indonesia ke pasar Belanda.
Peluncuran buku ini sangat relevan mengingat ketidakpastian ekonomi global yang meningkat akibat perang tarif. Buku “Road to Rotterdam” diharapkan menjadi acuan bagi para eksportir Indonesia dalam merumuskan strategi penetrasi pasar Belanda yang efektif dan efisien.
Peluang Pasar Belanda bagi Eksportir Indonesia
Ketua Dewan Direktur merangkap Plt Direktur Eksekutif LPEI, Sukatmo Padmosukarso, menekankan pentingnya diversifikasi pasar ekspor. Belanda dipilih sebagai salah satu target utama karena potensinya yang signifikan.
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda, H.E. Mayerfas, menegaskan peran strategis Belanda sebagai mitra dagang Indonesia. Ekspor Indonesia ke Belanda menunjukkan pertumbuhan pesat, bahkan mencapai angka double digit pada tahun 2024.
Sebagai informasi penting, 80 persen ekspor Indonesia ke Eropa melewati Pelabuhan Rotterdam, pelabuhan terbesar di Eropa dan salah satu yang tersibuk di dunia. Hal ini menjadikan Belanda sebagai pintu gerbang yang ideal untuk memasuki pasar Eropa.
Kolaborasi antara LPEI dan KBRI Den Haag bertujuan memberikan dukungan praktis dan mendorong eksportir Indonesia untuk lebih percaya diri dalam memasuki pasar global, khususnya melalui Belanda. Buku “Road to Rotterdam” menjadi wujud nyata dari komitmen tersebut.
Keunggulan dan Profil Risiko Rendah Pasar Belanda
Senior Economist LPEI, Donda Sarah Hutabarat, menjelaskan posisi strategis Belanda dalam perdagangan internasional. Belanda merupakan eksportir terbesar ke-4 dan importir terbesar ke-9 di dunia. Hal ini menunjukkan potensi pasar yang sangat besar.
Beberapa produk unggulan Indonesia yang saat ini banyak diekspor ke AS, seperti pakaian jadi, alas kaki, ban pneumatik, dan produk kimia, juga memiliki peluang besar di pasar Eropa melalui Belanda. Permintaan produk-produk tersebut di Eropa cukup tinggi.
Belanda juga menawarkan profil risiko yang relatif rendah bagi para eksportir. Beberapa faktor yang mendukung hal ini antara lain:
- Permintaan domestik yang kuat. Pasar dalam negeri Belanda yang sehat memberikan daya dukung bagi produk-produk impor.
- Inflasi yang terkendali. Inflasi yang melandai menciptakan stabilitas ekonomi yang menguntungkan bisnis.
- Kekuatan mata uang Euro. Euro yang relatif stabil mengurangi risiko fluktuasi nilai tukar.
- Sovereign credit rating AAA. Peringkat kredit negara yang tinggi menunjukkan kepercayaan investor terhadap ekonomi Belanda.
- Risiko gagal bayar perusahaan yang rendah. Lingkungan bisnis yang sehat di Belanda menurunkan risiko kerugian bagi eksportir.
Dengan berbagai keunggulan tersebut, Belanda menjadi pilihan yang sangat menarik bagi para eksportir Indonesia yang ingin memperluas jangkauan pasarnya.
Ekspor Indonesia ke Belanda: Komoditas Unggulan dan Tren Pertumbuhan
Ekspor Indonesia ke Belanda pada tahun 2024 mencapai USD 4,71 miliar, meningkat signifikan sebesar 21,72 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini menunjukkan tren positif dan potensi yang besar untuk peningkatan ekspor di masa mendatang.
Beberapa komoditas utama yang mendongkrak ekspor Indonesia ke Belanda meliputi lemak dan minyak hewan/nabati, khususnya minyak kelapa dan minyak sawit. Komoditas ini menyumbang 14,26 persen dari total ekspor.
Selain itu, produk kimia (13,23 persen), alas kaki (12,47 persen), bahan kimia organik (7,10 persen), dan ampas serta sisa industri makanan (6,74 persen) juga merupakan kontributor penting dalam struktur ekspor Indonesia ke Belanda.
Peningkatan ekspor beberapa komoditas juga cukup signifikan. Sebagai contoh, ekspor alas kaki naik 45,76 persen, besi dan baja naik 298,04 persen, dan lemak serta minyak hewan/nabati naik 22,39 persen. Data ini menunjukkan peluang besar untuk meningkatkan ekspor komoditas lain ke Belanda.
Dengan potensi pasar yang besar, profil risiko yang rendah, dan dukungan dari pemerintah melalui LPEI dan KBRI Den Haag, eksportir Indonesia memiliki peluang emas untuk meningkatkan penetrasi pasar di Belanda dan Eropa. Buku “Road to Rotterdam” diharapkan dapat menjadi panduan yang efektif bagi para eksportir dalam meraih kesuksesan di pasar internasional.
Ke depannya, kolaborasi yang lebih erat antara LPEI dan KBRI Den Haag sangat diperlukan untuk memfasilitasi eksportir Indonesia dalam mengatasi tantangan yang mungkin muncul dan memanfaatkan peluang yang ada di pasar Belanda. Informasi dan dukungan yang tepat sasaran akan sangat krusial dalam mendorong pertumbuhan ekspor Indonesia secara berkelanjutan.