Kehebohan melanda pengguna platform X (dulu Twitter) baru-baru ini. Sumbernya? Sebuah pernyataan singkat dari salah satu insinyur perangkat lunak platform tersebut.
Pernyataan singkat itu memicu kepanikan. Banyak yang mengira fitur Direct Messages (DM) akan dihapus sepenuhnya dari platform. Kabar ini dengan cepat menyebar dan menimbulkan berbagai spekulasi.
Menurut PhoneArena, semuanya bermula dari laporan bug oleh pengguna X. Pengguna tersebut menandai seorang insinyur untuk menindaklanjuti masalah tersebut. Tanggapan insinyur tersebut cukup mengejutkan.
“Halaman ini akan dihapus segera,” tulis sang insinyur. Ketika ditanya lebih lanjut, ia menambahkan, “Bukan seperti pesan permintaan, tetapi seluruh DM akan segera hilang.”
Pernyataan ini langsung viral. Banyak pengguna mempertanyakan keputusan tersebut. Mereka menilai penghapusan fitur DM akan menjadi langkah yang sangat buruk bagi platform. Komentar seperti “Itu terdengar seperti ide yang buruk” dan “Mengapa masih menggunakan Twitter jika begitu?” bertebaran di berbagai thread.
Klarifikasi dan Pembaruan
Namun, beberapa jam kemudian, klarifikasi datang dari karyawan X lainnya. Pernyataan insinyur sebelumnya ternyata disalahartikan.
Yang dimaksud bukanlah penghapusan fitur DM, melainkan pembaruan. Baik dari segi antarmuka pengguna (UI) maupun struktur *backend*-nya, fitur DM akan mengalami perubahan besar, bukan dihapus.
Insinyur yang membuat pernyataan awal juga memperbarui postingannya untuk menjelaskan maksud sebenarnya. Ini menunjukkan kurangnya komunikasi yang efektif dari pihak X.
Gaya Komunikasi Baru X dan Potensi Kesalahpahaman
Insiden ini mencerminkan gaya komunikasi yang berkembang di X sejak diakuisisi Elon Musk. Perubahan fitur atau proyek internal sering diungkapkan secara informal, melalui balasan santai karyawan, bukan pengumuman resmi.
Meskipun pendekatan ini memberikan kesan transparansi, hal ini juga meningkatkan risiko kesalahpahaman besar, terutama ketika pernyataan bersifat ambigu atau teknis. Kejelasan dan kehati-hatian dalam komunikasi sangat penting, apalagi dalam sebuah platform sebesar X.
Saat ini, sistem DM di X masih berfungsi normal. Meskipun akan ada perubahan desain dan pembaruan *backend*, tidak ada indikasi rencana penghapusan fitur DM.
Menghapus fitur DM akan menjadi perubahan yang sangat signifikan. Ini akan berdampak buruk pada pengguna, terutama bagi kreator, profesional, dan komunitas yang mengandalkan DM untuk interaksi pribadi.
Akuisisi X oleh xAI dan Integrasi AI
Di sisi lain, Elon Musk juga baru-baru ini mengumumkan akuisisi X oleh xAI, perusahaan kecerdasan buatan miliknya. Akuisisi ini dilakukan melalui transaksi berbasis saham.
Musk menilai valuasi xAI sebesar 80 miliar USD dan X senilai 33 miliar USD. Ia berambisi untuk mengintegrasikan kapabilitas AI canggih xAI dengan jangkauan luas X, yang memiliki lebih dari 600 juta pengguna aktif. “Kombinasi ini akan membuka potensi luar biasa,” tulis Musk dalam unggahannya.
Rencana Musk untuk menggabungkan teknologi AI dan platform media sosial menimbulkan pertanyaan. Apakah integrasi ini akan meningkatkan pengalaman pengguna, atau justru menimbulkan masalah baru, seperti privasi data dan penyebaran informasi yang salah?
Integrasi AI dapat meningkatkan fitur-fitur X, seperti personalisasi konten, deteksi *spam*, dan peningkatan efisiensi. Namun, potensi penyalahgunaan teknologi AI juga perlu diperhatikan.
Kesimpulannya, kejadian ini menyoroti pentingnya komunikasi yang jelas dan terstruktur dalam platform media sosial besar. Pernyataan ambigu dari pihak internal dapat menimbulkan kekhawatiran dan spekulasi di antara pengguna. Sementara akuisisi X oleh xAI menjanjikan integrasi AI yang inovatif, namun perlu diimbangi dengan pertimbangan etika dan keamanan data pengguna.