Harga emas di Indonesia sempat melonjak hingga mencapai angka Rp 2 juta per gram. Kenaikan ini terlihat pada produk emas Antam, Galeri24, dan UBS di Pegadaian. Fluktuasi harga emas ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik global maupun domestik, termasuk inflasi, nilai tukar mata uang, dan permintaan pasar.
Indonesia dikenal memiliki cadangan emas yang signifikan. Salah satu yang paling terkenal adalah tambang Freeport di Papua. Namun, kekayaan emas Indonesia tersebar di berbagai wilayah, dengan beberapa daerah yang menjadi pusat produksi emas terbesar di Tanah Air. Berikut enam daerah penghasil emas utama di Indonesia, berdasarkan informasi dari Agincourt Resources (data per 24 April 2025):
Enam Daerah Penghasil Emas Terbesar di Indonesia
1. Kabupaten Mimika, Papua
Kabupaten Mimika, tepatnya di Distrik Tembagapura, menjadi rumah bagi Tambang Emas Grasberg, salah satu tambang emas terbesar di dunia. Tambang ini memiliki perkiraan cadangan emas sebesar 106,2 juta ons. Produksi emas Grasberg mencapai puncaknya pada tahun 2018 dengan 2,7 juta ons, namun mengalami penurunan pada tahun 2019 dan 2020 akibat peralihan dari penambangan terbuka ke bawah tanah. Produksi kembali meningkat pada tahun 2021 dan 2022, dan ditargetkan mencapai 1,8 juta ons pada tahun 2023.
2. Banyuwangi, Jawa Timur
Di Desa Sumberagung, Banyuwangi, terdapat Tambang Emas Tujuh Bukit (Tumpang Pitu). Tambang ini beroperasi sejak Desember 2016 di lahan seluas 4.998 hektare. Cadangan emasnya diperkirakan mencapai 702.000 ons (tambang terbuka) dan 28 juta ons (tambang bawah tanah), dengan potensi produksi hingga 40 tahun ke depan. Pada tahun 2022, produksi emas Tujuh Bukit diperkirakan mencapai 124.000 ons.
3. Halmahera, Maluku Utara
Tambang emas Gosowong di Kabupaten Halmahera Utara memiliki estimasi cadangan sebesar 860 ribu ons (atau 26,9 ton emas) berdasarkan Studi Kelayakan 2021. Tambang ini memulai produksi pada Juli 1999, dan saat ini telah menyelesaikan tahap penambangan terbuka.
4. Pujon, Kalimantan Tengah
Desa Pujon di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, dikenal sebagai “Desa Emas”. Hampir seluruh penduduknya bermata pencaharian sebagai penambang emas. Meskipun cadangan emas di wilayah ini diperkirakan mencapai 40 juta ton, penambangan masih dilakukan secara tradisional oleh masyarakat setempat. Metode penambangannya meliputi penggalian, penyedotan tanah, dan penyaringan untuk memisahkan bijih emas.
5. Sumbawa, Nusa Tenggara Barat
Tambang emas Batu Hijau di Kecamatan Jereweh dan Sekongkang, Sumbawa, beroperasi sejak tahun 2000 di area seluas 25.000 hektare. Tambang ini memiliki cadangan emas sebesar 9.190 juta ons dan telah memproduksi sekitar 8,7 juta ons emas hingga saat ini. Produksi puncaknya tercatat pada tahun 2020 dengan 4,12 juta ons emas.
6. Sumatra Utara
Di Sumatra Utara terdapat tambang emas seluas 130.252 hektar (data Januari 2022), yang dikelola oleh PT Agincourt Resources (PTAR). Hingga Juni 2022, sumber daya mineralnya mencapai 6,5 juta ons emas dan 64 juta ons perak. Program eksplorasi lanjutan hingga Juni 2023 meningkatkan total sumber daya menjadi 7,5 juta ons emas dan 72 juta ons perak, dengan cadangan bijih sebesar 4,5 juta ons emas dan 39 juta ons perak.
Informasi mengenai cadangan dan produksi emas di atas merupakan data yang telah dilaporkan dan dapat berubah seiring dengan perkembangan teknologi penambangan dan eksplorasi. Perlu diingat bahwa penambangan emas juga perlu mempertimbangkan aspek lingkungan dan keberlanjutan agar dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan negara.
Selain enam wilayah utama tersebut, masih banyak potensi tambang emas lainnya di Indonesia yang belum tergali secara maksimal. Eksplorasi dan pengembangan tambang emas yang bertanggung jawab sangat penting untuk mendukung perekonomian nasional dan kesejahteraan masyarakat, sembari tetap menjaga kelestarian lingkungan.
