Edukasi

Hasil PISA & Tantangan Pendidikan Indonesia: Mendikbudristek Ungkap 3 Masalah

Tim Redaksi

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti baru-baru ini memaparkan tiga tantangan besar yang dihadapi dunia pendidikan Indonesia. Tantangan ini, jika dibiarkan, berpotensi menghambat kemajuan siswa di seluruh penjuru negeri. Pemerintah pun telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mengatasinya.

Ketiga tantangan tersebut mencakup rendahnya kemampuan literasi dan numerasi siswa, kesenjangan kualitas pendidikan antar wilayah, dan kondisi sarana prasarana sekolah yang memprihatinkan. Masing-masing tantangan ini memerlukan penanganan serius dan terintegrasi untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Rendahnya Kemampuan Literasi dan Numerasi Siswa Indonesia

Hasil Studi PISA 2022 menunjukkan fakta mengejutkan. Sebanyak 82 persen siswa berusia 15 tahun di Indonesia memiliki kemampuan matematika di bawah standar PISA (level 2).

Angka ini diikuti oleh 75 persen siswa dengan kemampuan membaca yang rendah, juga di bawah standar PISA. Kondisi ini menunjukkan adanya kesulitan siswa dalam mengaplikasikan matematika dalam kehidupan sehari-hari dan memahami gagasan utama dari teks panjang.

Mendikdasmen menjelaskan bahwa hal ini menandakan perlunya peningkatan kualitas pembelajaran matematika dan membaca di sekolah-sekolah. Program-program peningkatan literasi dan numerasi menjadi kunci utama dalam mengatasi tantangan ini.

Kesenjangan Kualitas Pendidikan Antar Wilayah

Asesmen Nasional jenjang SMP/MTsN 2024 menunjukkan adanya kesenjangan kualitas hasil belajar antar wilayah di Indonesia.

Beberapa wilayah berhasil mencapai 70 persen siswa yang memenuhi standar minimum kompetensi literasi dan numerasi. Namun, di sisi lain, ada wilayah yang persentasenya masih di bawah 40 persen.

Baca Juga:  SMA Pradita Dirgantara: 50 Siswa Raih Beasiswa Kuliah di Kampus Top Dunia

Kesenjangan ini terutama terlihat di Indonesia Timur. Pemerintah daerah, menurut Mendikdasmen, memiliki peran krusial untuk mengatasi masalah ini dengan intervensi yang tepat sasaran.

Kondisi Sarana dan Prasarana Sekolah yang Memprihatinkan

Data statistik pendidikan BPS tahun 2024 menunjukkan kondisi memprihatinkan terkait sarana dan prasarana sekolah di Indonesia.

Di tingkat Sekolah Dasar, 49 persen sekolah mengalami kerusakan sedang dan 11 persen rusak berat. Persentase kerusakan juga tinggi di jenjang SMP, SMA, dan SMK.

Kondisi ini tentu saja mengganggu proses belajar mengajar dan membutuhkan perbaikan segera. Pemerintah pusat dan daerah perlu bersinergi untuk mengalokasikan anggaran dan melakukan perbaikan secara bertahap.

Strategi Pemerintah dalam Mengatasi Tantangan Pendidikan

Untuk mengatasi ketiga tantangan tersebut, Mendikdasmen telah merumuskan sejumlah program prioritas. Program-program ini difokuskan pada peningkatan kualitas pembelajaran, pemerataan akses pendidikan, dan perbaikan infrastruktur.

Program-program tersebut mencakup wajib belajar, pemerataan kesempatan pendidikan, perbaikan sarana dan prasarana, penguatan pendidikan literasi, numerasi, sains dan teknologi, serta pengembangan talenta dan prestasi siswa.

Selain itu, penguatan pendidikan karakter, pembangunan kebahasaan dan kesusastraan, dan peningkatan kesejahteraan guru juga menjadi prioritas utama. Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Strategi Prioritas Mendikdasmen

  • Redistribusi guru ASN ke sekolah swasta untuk pemerataan kualitas tenaga pendidik.
  • Pembaruan sistem pengelolaan kinerja guru, kepala sekolah, dan pengawas sekolah untuk peningkatan efisiensi dan efektivitas.
  • Transformasi Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) untuk menciptakan sistem yang lebih adil dan transparan.
  • Penguatan karakter melalui program 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat untuk membentuk generasi yang berkarakter.
  • Penerapan pendekatan pembelajaran mendalam (deep learning) agar pembelajaran lebih efektif.
  • Penggunaan pelajaran coding dan kecerdasan buatan untuk mempersiapkan siswa menghadapi era digital.
  • Peningkatan sistem evaluasi Tes Kemampuan Akademik (TKA) untuk menghasilkan data yang lebih akurat.
Baca Juga:  Raih Beasiswa Al-Azhar Mesir 2025: Daftar Sekarang!

Pemerintah Daerah memegang peran penting dalam pencapaian tujuan ini. Sebesar 48 persen dari anggaran pendidikan nasional tahun 2025, atau sekitar Rp 347,1 triliun, dialokasikan langsung ke daerah.

Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memberdayakan daerah dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Kerja sama yang erat antara pemerintah pusat dan daerah sangat penting untuk mewujudkan pendidikan Indonesia yang lebih baik.

Secara keseluruhan, tantangan yang dihadapi dunia pendidikan Indonesia cukup kompleks. Namun, dengan strategi yang terencana, komitmen yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan, serta dukungan anggaran yang memadai, Indonesia memiliki peluang besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan mencetak generasi penerus bangsa yang unggul dan berdaya saing.

Baca Juga

Tinggalkan komentar