Berita

iPad: Rahasia Desain Didiet Maulana

Tim Redaksi

Di era digital yang serba cepat, desainer dituntut adaptif terhadap teknologi. Didiet Maulana, desainer kenamaan Indonesia dan pendiri IKAT Indonesia, berbagi pengalaman transisi dari sketsa manual ke iPad. Ia awalnya merasa sketsa manual lebih orisinal, namun menyadari pentingnya teknologi untuk kemajuan.

Penggunaan iPad, menurut Didiet, tak hanya mempertahankan, tetapi juga memperkuat esensi kreativitasnya dalam mendesain. Teknologi menjadi latar belakang, kreativitas tetap di depan.

Dari Sketsa Manual ke Digital: Transformasi Kreatif Didiet Maulana

Didiet Maulana memulai proses desain dengan sketsa tangan. Sketsa kemudian dipindai dan dikembangkan lebih lanjut di iPad.

Ia merasakan efisiensi dalam berkolaborasi dengan tim berkat ekosistem Apple. Semua asisten desainernya menggunakan iPad, memfasilitasi komunikasi yang efektif.

Kemudahan perubahan desain langsung di iPad menjadi kunci mempertahankan kualitas karya. Perubahan warna atau detail dapat dilakukan cepat sesuai permintaan klien, tanpa merusak desain awal.

Ekosistem Apple: Efisiensi dan Kolaborasi untuk Bisnis Kreatif

Didiet Maulana menekankan peran ekosistem Apple dalam meningkatkan efisiensi bisnisnya. Berbagi data dan mengatur jadwal menjadi lebih mudah.

Kolaborasi antar tim juga dipermudah. Hal ini memungkinkan Didiet dan timnya fokus pada kreativitas, tanpa terbebani masalah teknis.

Ia berharap Apple berinovasi lebih lanjut untuk memberdayakan UMKM. Harapannya adalah adanya ekosistem pengguna untuk UMKM agar bisa saling terhubung dan berbagi ilmu.

Pengalaman Stephanie Regina: Dari iPhone 11 ke CEO Haloka Group

Stephanie Regina, Founder dan CEO Haloka Group, juga membagikan kisahnya. Perjalanannya dimulai sebagai kreator konten bermodalkan iPhone 11.

Baca Juga:  Meta Berjuang: Facebook Ketinggalan Zaman?

Konten sederhana yang dibuatnya berdampak besar. Ia mendapatkan klien, brand deal, dan membangun tim pertamanya.

Pandemi mendorongnya mengadakan webinar, yang akhirnya melahirkan platform edukasi marketing. Inilah awal mula Haloka Group.

Stephanie memandang ekosistem Apple sebagai pembuka peluang. Ia dan timnya menggunakan MacBook dan iPhone untuk sinkronisasi data dan efisiensi kerja.

iPad mini menjadi andalan Stephanie untuk mobilitas tinggi. Dilengkapi Apple Pencil dan aplikasi Freeform, ia dengan mudah mencatat ide dan membuat sketsa.

Contoh nyata adalah proyek rebranding kedai mi di Yogyakarta. Proses brand audit, pengumpulan data melalui MacBook, dan penyebaran informasi lewat iCloud menunjukkan efisiensi kerja tim.

Kreativitas dan kolaborasi menjadi lancar berkat integrasi teknologi Apple. Dari tahap awal hingga penyelesaian proyek, ekosistem Apple menjadi kunci.

Baik Didiet Maulana maupun Stephanie Regina membuktikan bahwa teknologi Apple bukan hanya alat, tetapi jembatan menuju kreativitas, kolaborasi, dan pertumbuhan bisnis yang pesat. Integrasi perangkat dan aplikasi memungkinkan alur kerja yang mulus dan efisien, mempercepat transformasi ide menjadi kenyataan. Dengan demikian, teknologi menjadi pendukung utama dalam mencapai kesuksesan di dunia bisnis kreatif yang kompetitif.

Baca Juga

Tinggalkan komentar