Berita

iPhone Made in India: Masa Depan AS?

Tim Redaksi

Apple tengah mempertimbangkan pergeseran signifikan dalam rantai pasokannya. Raksasa teknologi ini dikabarkan berencana memindahkan sebagian besar produksi iPhone untuk pasar Amerika Serikat dari China ke India. Langkah ini, jika terealisasi, akan menjadikan “made in India” sebagai label umum untuk iPhone yang dijual di AS.

Informasi ini pertama kali muncul di The Financial Times, mengutip sumber internal Apple yang mengetahui rencana tersebut. Keputusan ini diyakini sebagai respons terhadap perang dagang antara AS dan China, khususnya setelah diterapkannya tarif impor baru.

Perang Dagang AS-China: Pemicu Pergeseran Produksi iPhone

Tarif impor baru yang diberlakukan AS pada produk China menjadi faktor utama pendorong rencana Apple. Meskipun smartphone mendapat sedikit kelonggaran, tarif impor tetap menjadi beban ekonomi bagi Apple, mengingat sebagian besar iPhone dirakit di China.

Hal ini mendorong Apple untuk mencari alternatif yang lebih efisien secara biaya. India, dengan kebijakan dan infrastruktur yang semakin berkembang, menjadi pilihan yang potensial.

India: Destinasi Baru Produksi iPhone untuk Pasar AS

Apple sebenarnya telah menjajaki produksi di India sejak 2017. Kerja sama dengan Wistron di pabrik perakitan Bengaluru menghasilkan iPhone 6s dan iPhone SE. Langkah ini awalnya bertujuan untuk mengurangi pajak impor tinggi dari China ke AS.

Namun, rencana terbaru ini jauh lebih ambisius. Apple berencana untuk meningkatkan kapasitas produksi di India secara signifikan, guna memenuhi permintaan pasar Amerika Serikat.

Pertumbuhan Produksi iPhone di India

Sejak April 2024, sekitar 14 persen iPhone di seluruh dunia diproduksi di India. Para analis memprediksi angka ini akan melonjak hingga 25 persen pada akhir tahun ini.

Baca Juga:  Dapatkan Hadiah Menarik Saat Isi Token dan Daya Mobil Listrik

Jika Apple benar-benar memindahkan produksi iPhone untuk pasar AS ke India, pangsa pasar iPhone “made in India” akan mengalami pertumbuhan yang eksplosif. Apalagi, penjualan iPhone di AS mencapai lebih dari 60 juta unit per tahun, dengan 80 persen dirakit di China.

Analisis Tarif Impor: China vs India

Perang dagang AS-China menjadi latar belakang utama rencana ini. AS saat ini menerapkan tarif impor 145 persen untuk produk-produk China tertentu. Meskipun smartphone mendapat dispensasi, tarif 20 persen tetap berlaku bagi Apple.

Sementara itu, tarif impor untuk produk India berada di angka 26 persen. Namun, angka ini masih dalam proses negosiasi antara pemerintah kedua negara. Perbedaan tarif ini menjadi pertimbangan kunci dalam keputusan strategis Apple.

Perbedaan biaya produksi dan tarif impor antara kedua negara menjadi pertimbangan utama. Meskipun tarif impor dari India lebih tinggi, namun angka tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan tarif impor yang dibebankan pada produk dari China. Penghematan biaya yang signifikan inilah yang menjadi daya tarik utama bagi Apple untuk memindahkan produksi ke India.

Meskipun demikian, masih ada tantangan yang harus dihadapi. Infrastruktur dan kapasitas produksi di India masih perlu ditingkatkan agar dapat memenuhi permintaan pasar AS yang besar. Selain itu, Apple juga perlu memastikan kualitas produksi tetap terjaga.

Sampai saat ini, baik Apple maupun Wistron belum memberikan komentar resmi terkait rencana tersebut. Namun, pergerakan ini menunjukkan pergeseran besar dalam peta industri teknologi global, dan berpotensi membawa dampak besar bagi ekonomi China dan India. Ke depannya, kita perlu memantau perkembangan ini untuk melihat dampak penuhnya bagi industri teknologi global dan ekonomi kedua negara. Perubahan ini juga menunjukkan bagaimana kebijakan perdagangan global dapat secara signifikan mempengaruhi keputusan strategis perusahaan teknologi terbesar di dunia.

Baca Juga:  SpaceX Pecat Karyawan: Terlalu Sering ke Toilet?

Baca Juga

Tinggalkan komentar