Keagungan intelektual di perguruan tinggi Indonesia tengah mengalami krisis. Institusi pendidikan tinggi kita semakin terdegradasi, lebih berfungsi sebagai entitas administratif daripada pusat pengembangan intelektual dengan dampak nyata bagi masyarakat.
Permasalahan ini kompleks dan berakar dari berbagai faktor, mulai dari kualitas mahasiswa hingga sistem pendidikan yang ada. Artikel ini akan mengupas tuntas permasalahan tersebut dan mencari solusi yang mungkin.
Merosotnya Kualitas Belajar Mahasiswa
Salah satu faktor utama krisis ini adalah penurunan kualitas belajar mahasiswa. Banyak mahasiswa menghindari tantangan intelektual, menjadikan perkuliahan sebagai proses administratif yang harus dilewati secepat mungkin.
Mereka tidak lagi menjadikan kampus sebagai ruang untuk mempertajam nalar dan berpikir kritis. Hal ini terlihat dari minimnya minat membaca, menulis, dan berdiskusi secara substansial.
Proses seleksi masuk perguruan tinggi juga dinilai kurang efektif dalam menyaring calon mahasiswa berdasarkan kemampuan berpikir kritis dan integritas akademik. Sistem pendidikan menengah atas pun turut berperan, gagal membekali siswa dengan kemampuan berpikir mendalam.
Pengalaman di lapangan menunjukkan penurunan drastis kemampuan literasi mahasiswa dalam satu dekade terakhir. Mereka kesulitan memahami teks akademik dan menyusun argumen logis.
Budaya belajar mendalam yang mencerminkan semangat keilmuan telah hilang, digantikan oleh pendekatan “asal jadi, asal lulus”. Mahasiswa kurang menyelami bidang studi mereka dan menghubungkannya dengan realitas sosial.
Kehadiran mereka di kelas pun hanya untuk memenuhi aturan absensi, bukan sebagai penjelajah intelektual sejati. Kuliah hanya menjadi kelanjutan dari SMA, tanpa lompatan intelektual yang berarti.
Peran Teknologi dan Kurangnya Kesadaran Bernegara
Penggunaan gawai juga menjadi faktor yang perlu dipertimbangkan. Meskipun tidak sepenuhnya menjadi penyebab utama, ketergantungan berlebihan pada media sosial seperti TikTok dan Instagram, yang lebih sering diakses daripada jurnal ilmiah, mempengaruhi konsentrasi dan proses belajar mahasiswa.
Lebih jauh lagi, minimnya kesadaran mahasiswa akan subsidi negara untuk pendidikan tinggi negeri sangat memprihatinkan. Triliunan rupiah digelontorkan pemerintah, namun mahasiswa terkesan abai terhadap hal tersebut.
Kurangnya orientasi jangka panjang dan kesadaran akan pentingnya ilmu bagi bangsa dan kemanusiaan semakin memperparah kondisi ini. Mahasiswa cenderung hanya fokus pada kelulusan tanpa memperhatikan kontribusi mereka bagi masyarakat.
Solusi Menuju Pendidikan Tinggi yang Berkualitas
Untuk mengatasi krisis ini, diperlukan transformasi menyeluruh dalam sistem pendidikan tinggi. Perbaikan kualitas proses seleksi mahasiswa menjadi langkah krusial.
Seleksi harus lebih ketat, menekankan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan integritas akademik, bukan hanya sekedar nilai akademis. Kurikulum pendidikan menengah atas perlu direformasi untuk membekali siswa dengan kemampuan literasi dan berpikir kritis yang lebih baik.
Di tingkat perguruan tinggi, diperlukan inovasi pembelajaran yang mampu merangsang rasa ingin tahu dan berpikir kritis mahasiswa. Penguatan budaya membaca, menulis, dan berdiskusi ilmiah harus menjadi prioritas.
Kampus juga perlu menciptakan lingkungan yang mendukung proses belajar yang mendalam dan bermakna, bukan sekadar memenuhi persyaratan administratif. Mahasiswa perlu didorong untuk menghubungkan ilmu pengetahuan dengan realitas sosial dan berkontribusi pada masyarakat.
Penting pula untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa akan peran dan tanggung jawab mereka sebagai penerima beasiswa dari negara. Kampanye dan program edukasi dapat membantu membangun kesadaran bernegara dan rasa tanggung jawab sosial.
Terakhir, peran dosen sebagai fasilitator dan mentor sangat penting. Mereka harus mampu membimbing mahasiswa dalam proses belajar yang mendalam, serta menumbuhkan minat baca dan berpikir kritis.
Melalui upaya kolaboratif antara pemerintah, perguruan tinggi, dan mahasiswa, krisis keagungan intelektual ini dapat diatasi. Pembenahan sistem pendidikan secara menyeluruh dan peningkatan kesadaran akan pentingnya ilmu pengetahuan bagi bangsa menjadi kunci utama untuk menciptakan generasi intelektual yang unggul dan berdampak bagi Indonesia.