Berita

Kemandirian Pangan: Kunci Ketahanan Negara Masa Depan

Tim Redaksi

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka baru-baru ini menekankan urgensi kemandirian pangan bagi Indonesia di tengah tantangan global yang semakin kompleks. Pernyataan ini disampaikan melalui video monolog di akun Gibran TV pada Sabtu, 10 Mei 2025, seperti dikutip dari Antara.

Gibran mengingatkan bahwa kebutuhan pangan dunia akan meningkat drastis seiring pertumbuhan penduduk yang diproyeksikan mencapai 9,4 miliar pada tahun 2045. Kondisi ini diperparah oleh berbagai faktor eksternal yang mengancam ketahanan pangan global.

Kemandirian Pangan: Ketahanan Bangsa di Tengah Ancaman Global

Menurut Gibran, ancaman tersebut antara lain meliputi memanasnya situasi geopolitik, konflik berkepanjangan, ketidakpastian kebijakan global, dan dampak perubahan iklim. Perubahan iklim telah mengakibatkan bencana alam seperti kekeringan ekstrem, banjir, dan longsor yang merusak lahan pertanian.

Situasi ini diperburuk oleh kebijakan pembatasan ekspor pangan yang telah diterapkan oleh 11 negara, dengan potensi peningkatan jumlah negara yang menerapkan kebijakan serupa. Oleh karena itu, kemandirian pangan menjadi kunci keberlanjutan suatu bangsa.

Potensi dan Strategi Indonesia Menuju Kemandirian Pangan

Indonesia, menurut Gibran, memiliki potensi besar untuk mencapai kemandirian pangan. Negara ini memiliki 28 juta petani yang tersebar di berbagai sektor pertanian. Kekayaan alam dan kesuburan tanah Indonesia juga mendukung produksi berbagai komoditas unggulan.

Komoditas unggulan tersebut antara lain padi, sawit, kakao, kopi, jagung, tebu, dan berbagai buah-buahan tropis. Sebagai bukti, stok beras nasional saat ini tercatat lebih dari 3,1 juta ton, tertinggi dalam 23 tahun terakhir.

Serapan beras hasil panen petani dari Januari hingga Maret juga mencapai 719 ribu ton, angka tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Pemerintah terus berupaya meningkatkan produksi dan distribusi pangan melalui berbagai strategi.

Baca Juga:  Kisah Bill Gates Lawan Demam Berdarah di Yogyakarta

Pembangunan infrastruktur pendukung terus dilakukan, termasuk pembangunan 53 bendungan baru. 45 di antaranya difungsikan untuk mengairi lahan pertanian, sehingga total 218 bendungan kini bermanfaat untuk irigasi.

Pemerintah juga mengalokasikan anggaran untuk pembangunan dan perbaikan irigasi primer, sekunder, dan tersier guna mengairi 2 juta hektare lahan pertanian. Akses distribusi hasil pertanian ke pasar dan pusat pengolahan juga dipermudah melalui pembangunan 366 ribu kilometer jalan produksi di desa-desa.

Pengembangan Ekosistem Pertanian yang Berkelanjutan

Pengembangan ekosistem pertanian yang berkelanjutan menjadi fokus utama pemerintah. Hal ini mencakup pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi distribusi.

Riset dan pengembangan bibit unggul juga menjadi prioritas. Pembangunan fasilitas pergudangan modern sangat penting untuk menjaga kualitas hasil panen dalam jangka waktu lebih lama.

Hilirisasi pertanian juga diprioritaskan untuk meningkatkan nilai tambah hasil panen. Contohnya, pengolahan tebu menjadi bioetanol dan bioavtur sebagai alternatif sumber energi bersih.

Generasi muda diharapkan berperan aktif dalam inovasi dan pengembangan teknologi pertanian. Mereka didorong untuk berani berinovasi, menciptakan terobosan, serta memiliki semangat belajar yang tinggi.

Pemerintah juga berupaya menyederhanakan distribusi pupuk dan memangkas 145 regulasi untuk memudahkan akses pupuk bersubsidi bagi lebih dari 14,9 juta petani. Pemberantasan mafia pangan dan peningkatan pendampingan petani juga terus digencarkan.

Gerakan Indonesia Menanam diluncurkan sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam ketahanan pangan nasional. Kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk swasta, akademisi, dan masyarakat, menjadi kunci keberhasilan upaya ini.

Dengan berbagai upaya tersebut, pemerintah berharap dapat mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan di Indonesia. Kemandirian pangan tidak hanya penting untuk ketahanan ekonomi, tetapi juga untuk kedaulatan bangsa. Hal ini merupakan tanggung jawab bersama untuk menciptakan masa depan pangan yang lebih baik bagi Indonesia.

Baca Juga:  Helio G200: HP Android Pertama, Performa Gahar

Baca Juga

Tinggalkan komentar