Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) diperingati setiap tanggal 20 Mei untuk mengenang berdirinya organisasi Budi Utomo pada tahun 1908. Meskipun peristiwa bersejarah ini penting bagi perjalanan Indonesia menuju kemerdekaan, Harkitnas bukanlah hari libur nasional.
Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 yang ditandatangani Presiden Soekarno pada 16 Desember 1959 menetapkan Harkitnas sebagai hari nasional, namun bukan hari libur resmi. Artinya, aktivitas perkantoran, sekolah, dan kegiatan umum lainnya tetap berjalan seperti biasa pada tanggal tersebut.
Harkitnas 20 Mei: Bukan Tanggal Merah
Meskipun 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional, masyarakat dan seluruh instansi, baik pemerintahan maupun swasta, tidak mendapatkan libur pada tanggal tersebut. Ini berdasarkan Keppres Nomor 316 Tahun 1959 yang secara tegas menyatakan Harkitnas sebagai hari nasional, bukan hari libur.
Hal ini berlaku setiap tahun, termasuk pada tahun 2025. Siswa dari jenjang SD, SMP, SMA, hingga perguruan tinggi tetap mengikuti kegiatan belajar mengajar seperti biasa. Tidak ada peniadaan aktivitas rutin pada tanggal tersebut.
Sejarah Budi Utomo: Tonggak Kebangkitan Nasional
Peringatan Harkitnas setiap 20 Mei bermula dari berdirinya Budi Utomo pada tanggal yang sama di tahun 1908. Organisasi ini didirikan oleh Dr. Sutomo dan para mahasiswa Stovia (School tot Opleiding van Indische Artsen) di Batavia (sekarang Jakarta).
Awal mula berdirinya Budi Utomo terinspirasi dari gagasan Dr. Wahidin Sudirohusodo yang mendorong mahasiswa pribumi untuk membentuk organisasi guna meningkatkan derajat bangsa. Meskipun awalnya berfokus pada bidang pendidikan, ekonomi, dan kebudayaan, Budi Utomo menjadi titik awal kebangkitan nasional Indonesia.
Budi Utomo berhasil menumbuhkan kesadaran nasional dan menjadi pemicu lahirnya organisasi pergerakan nasional lainnya. Perannya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia sangat signifikan, meletakkan fondasi penting bagi perjuangan selanjutnya.
Organisasi ini juga berperan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan bagi masyarakat pribumi. Didirikannya Studifont atau Darmawara, perkumpulan pelajar khususnya dari Jawa dan Madura, menjadi bukti nyata komitmen Budi Utomo di bidang pendidikan.
Kemampuan Budi Utomo membangun jembatan antara pejabat kolonial dengan kaum pelajar Jawa turut memperkuat peran organisasi ini dalam perkembangan politik dan mempersiapkan kader-kader pemimpin masa depan.
Peran Penting Budi Utomo dalam Perjuangan Kemerdekaan
Budi Utomo memainkan peran multifaset dalam sejarah Indonesia. Kontribusinya tidak hanya terbatas pada satu bidang, melainkan mencakup berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pertama, Budi Utomo berperan besar dalam mempromosikan pendidikan dan kebudayaan. Organisasi ini berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dan memberikan kesempatan belajar kepada anak bangsa yang kurang mampu.
Kedua, munculnya Budi Utomo memicu semangat nasionalisme di kalangan masyarakat. Semangat ini menyebar luas dan mendorong terbentuknya organisasi pergerakan lainnya yang turut memperjuangkan kemerdekaan.
Ketiga, Budi Utomo menjadi katalisator persatuan bangsa Indonesia. Organisasi ini mendorong terbentuknya rasa kebersamaan dan kesatuan tujuan dalam perjuangan melawan penjajahan.
Keempat, Budi Utomo menginspirasi berdirinya organisasi-organisasi pergerakan lainnya, seperti Sarekat Islam, Muhammadiyah, dan Indische Partij. Organisasi-organisasi ini berperan penting dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
Dengan demikian, meskipun Harkitnas bukan hari libur nasional, peringatannya tetap penting sebagai momentum untuk mengenang sejarah perjuangan bangsa Indonesia dan mengingatkan kita akan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam membangun bangsa.
Memahami sejarah Budi Utomo dan konteks Harkitnas membantu kita untuk lebih menghargai nilai-nilai perjuangan para pendahulu dan terus bersemangat membangun Indonesia yang lebih baik di masa depan. Peringatan Harkitnas setiap tahun menjadi pengingat pentingnya semangat kebangsaan dan persatuan untuk mencapai kemajuan bangsa.
