Facebook, raksasa media sosial yang mendominasi dekade 2010-an, kini menghadapi tantangan besar. Persaingan ketat dari platform seperti TikTok dan Instagram, yang juga berada di bawah naungan induk perusahaan Meta, membuat pertumbuhan pengguna Facebook melambat.
Perusahaan induk Meta mengakui Facebook dianggap ketinggalan zaman dan berupaya keras untuk mengembalikan popularitasnya. Upaya ini terlihat dari sejumlah strategi yang dijalankan, termasuk revitalisasi konsep “OG Facebook”.
Perjuangan Meta Mengembalikan Kejayaan Facebook
Email internal Meta yang terungkap dalam persidangan antimonopoli di Amerika Serikat menunjukkan kekhawatiran perusahaan akan memudarnya relevansi budaya Facebook.
Para petinggi Meta menyadari platform lain lebih diminati pengguna muda. Mereka pun mengembangkan berbagai strategi untuk menarik kembali pengguna.
Revitalisasi Konsep “OG Facebook”: Fokus pada Pertemanan
Salah satu strategi Meta adalah menghidupkan kembali konsep “OG Facebook”, yang menekankan interaksi sosial berbasis pertemanan.
Konsep ini merupakan daya tarik utama Facebook di awal kemunculannya. Meta berencana memperbarui tampilan tab “Friends” di timeline Facebook untuk mencapai hal ini.
Pembaruan ini diharapkan membawa kembali nuansa Facebook masa kejayaannya. CEO Meta, Mark Zuckerberg, turut terlibat langsung dalam proses ini.
Tantangan Menghadapi Sistem “Follow”: Menghapus Teman atau Memulai Ulang?
Zuckerberg mengungkapkan kekhawatirannya tentang format “Friends” yang dinilai ketinggalan zaman, terutama jika dibandingkan dengan sistem “follow” yang diadopsi platform lain seperti Instagram, TikTok, dan Twitter.
Ia bahkan mempertimbangkan langkah drastis, yaitu menghapus sistem “Friends” dan meminta pengguna untuk menghapus semua teman mereka, lalu memulai dari awal.
Gagasan ini menunjukkan betapa seriusnya Meta dalam mengatasi masalah ini. Langkah tersebut bertujuan untuk menciptakan pengalaman pengguna yang lebih segar dan relevan.
Meskipun Meta telah berupaya keras, tantangan yang dihadapi tidak mudah. Perusahaan masih berjuang untuk menemukan solusi terbaik agar Facebook kembali diminati.
Laporan pendapatan Q4 Meta yang dirilis Januari lalu menunjukkan perusahaan masih fokus untuk mengembalikan relevansi budaya Facebook. Upaya ini menunjukkan komitmen Meta untuk tetap bersaing di dunia media sosial yang dinamis.
Perubahan preferensi pengguna media sosial merupakan tantangan yang kompleks. Meta harus memahami perubahan tren budaya dan teknologi untuk menghasilkan strategi efektif.
Keberhasilan strategi revitalisasi Facebook akan sangat menentukan masa depan perusahaan di industri media sosial yang kompetitif ini. Tantangan ke depan bagi Meta masih sangat besar.
Kesimpulannya, pertarungan Meta untuk mengembalikan kejayaan Facebook masih berlanjut. Strategi yang dijalankan, termasuk fokus pada pertemanan dan memperbarui antarmuka, menunjukkan komitmen perusahaan, namun kesuksesannya masih harus dilihat ke depannya.