Dunia dikejutkan dengan terpilihnya Paus baru, Robert Francis Prevost, pada Kamis, 8 Mei 2025. Uskup Agung asal Amerika Serikat ini dipilih setelah melewati tiga putaran pemilihan selama dua hari di Domus Sanctae Marthae, Vatikan. Pemilihan ini menandai sejarah baru Gereja Katolik, karena Prevost menjadi Paus pertama dari Amerika Serikat dalam sepanjang 2000 tahun sejarahnya.
Prevost, yang kini dikenal sebagai Paus Leo XIV, mengabdikan hidupnya untuk pelayanan misionaris di Peru. Ia dikenal sebagai sosok yang ramah dan rendah hati, seringkali disebut sebagai “soft-spoken”.
Paus Leo XIV: Misionaris yang Berlatar Belakang Matematika
Sebelum menapaki jalan spiritualnya, Paus Leo XIV ternyata memiliki latar belakang akademik yang kuat di bidang sains. Ia meraih gelar Sarjana Sains dalam bidang Matematika dari Universitas Villanova pada tahun 1977.
Setelahnya, ia melanjutkan pendidikan di bidang teologi dan hukum kanonik, memperoleh gelar Master of Divinity dari Catholic Theological Union di Chicago, dan gelar Licentiate serta Doktor dalam Hukum Kanonik dari Pontifical College of St. Thomas Aquinas di Roma.
Pengalamannya yang kaya di Peru sebagai misionaris Agustinian turut membentuk kepemimpinannya. Ia pernah menjabat sebagai kanselir Prélature Teritorial Chulucanas, memimpin seminari Agustinian di Trujillo, dan mengajar hukum kanon di seminari diosesan.
Selain itu, Paus Leo XIV juga memiliki pengalaman luas sebagai pastor paroki, pejabat diosesan, direktur formasi, guru seminari, dan vikaris yudisial. Semua peran ini telah membentuknya menjadi pemimpin yang berpengalaman dan bijaksana.
Perjalanan Menuju Tahta Suci: Dari Kardinal hingga Paus
Dipilih sebagai Kardinal oleh Paus Fransiskus pada tahun 2023, Prevost telah menunjukkan dedikasi dan kepemimpinan yang luar biasa. Sebelum menjadi Kardinal, ia juga ditunjuk untuk menjabat di Dikasteri untuk Para Uskup, lembaga yang berperan penting dalam pemilihan uskup baru di seluruh dunia.
Pengangkatannya ke posisi-posisi penting dalam Gereja Katolik menunjukkan kapabilitas dan kredibilitasnya yang diakui secara internasional. Jejak kariernya yang gemilang mempersiapkannya untuk mengemban tanggung jawab besar sebagai Paus.
Pemilihannya sebagai Paus Leo XIV merupakan puncak dari perjalanan panjang dan penuh pengabdian. Kiprahnya sebagai misionaris, akademisi, dan pemimpin Gereja telah menjadikannya sosok yang pantas memimpin umat Katolik di seluruh dunia.
Pesan Damai Paus Leo XIV: Harapan Baru bagi Dunia
Kata-kata pertama Paus Leo XIV saat muncul di Balkon Vatikan adalah “damai sejahtera bagi kalian”. Kalimat sederhana namun sarat makna itu menjadi pesan harapan bagi dunia yang sedang dihadapkan dengan berbagai tantangan.
Dalam pidato pertamanya, Paus Leo XIV menekankan pentingnya perdamaian, persatuan, dan keberanian untuk melangkah maju. Ia mengajak semua orang untuk bergandengan tangan, bersatu dengan Tuhan dan sesama manusia.
Pesan perdamaian ini menjadi simbol harapan baru bagi dunia. Kepemimpinan Paus Leo XIV diharapkan dapat membawa perubahan positif, menebarkan cinta kasih, dan memperjuangkan keadilan bagi seluruh umat manusia.
Sebagai Paus pertama dari Amerika Serikat, Paus Leo XIV diharapkan dapat membawa perspektif baru dan menyegarkan dalam memimpin Gereja Katolik. Pemilihannya menjadi bukti bahwa Gereja Katolik terus beradaptasi dan terbuka terhadap perubahan zaman.
Ia adalah simbol harapan bagi masa depan Gereja Katolik yang lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan umat di seluruh dunia. Kiprahnya ke depan akan menjadi fokus perhatian global, dan masyarakat internasional menantikan arah kepemimpinannya dalam memandu Gereja Katolik di era modern.