Ketua DPR RI, Puan Maharani, memimpin sidang Komite Umum (General Committee) Parliamentary Union of the OIC Member States (PUIC) di Jakarta pada Rabu, 14 Mei 2025. Sidang ini merupakan pertemuan ke-26 Komite Umum PUIC, sekaligus menandai dimulainya Konferensi PUIC ke-19 yang menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah.
Puan Maharani, didampingi oleh Sekjen PUIC Mouhamed Khouraichi Niass dan Deputi Sekjen PUIC Ali Asghad Mohammadi Sinjani, secara resmi membuka sidang dengan mengetuk palu tiga kali. Ia menyampaikan sambutan hangat kepada seluruh delegasi parlemen negara-negara anggota OKI yang telah hadir di Jakarta sejak awal pekan.
Pembukaan Sidang PUIC dan Potensi Kekuatan Islam
Dalam pidato pembukaannya, Puan Maharani menekankan potensi besar umat Islam dunia yang berjumlah dua miliar jiwa, hampir 25 persen dari populasi global. Ia menyatakan bahwa dengan jumlah tersebut, Islam memiliki modal untuk menjadi kekuatan baru dalam tatanan dunia.
Puan juga mengingatkan pentingnya persatuan umat dalam memperkuat peradaban Islam yang menghargai keberagaman dan pluralisme, seperti yang tercermin dalam Piagam Madinah. Ia mengakui bahwa beragam tantangan, baik domestik maupun global, mengharuskan negara-negara muslim untuk lebih berperan aktif di dunia.
Tantangan domestik meliputi penyediaan pelayanan publik yang baik, transparan, dan akuntabel. Sementara tantangan global meliputi navigasi kepentingan politik global dan penguatan soliditas antarnegara anggota OKI.
Peringatan 25 Tahun PUIC dan Fokus Good Governance
Konferensi PUIC ke-19 ini juga merayakan 25 tahun (silver jubilee) PUIC sejak didirikan pada tahun 1999. Rangkaian kegiatan telah dimulai sejak Senin, 12 Mei 2025, dengan berbagai pertemuan membahas isu krusial, termasuk Palestina, minoritas Muslim, dialog peradaban dan agama, ekonomi dan lingkungan, serta hak asasi manusia, perempuan, dan keluarga.
Konferensi ini dihadiri oleh delegasi parlemen dari 37 negara anggota OKI, dengan total sekitar 500 peserta, termasuk dari negara-negara pengamat. Topik utama konferensi, “PUIC Silver Jubilee – Good Governance and Strong Institutions as Pillar of Resilience,” dipilih untuk mendorong introspeksi dan pengembangan kapasitas negara, parlemen, dan organisasi PUIC.
Puan Maharani menekankan perlunya menata kembali bagaimana organisasi antarparlemen ini berjalan untuk berkontribusi lebih baik bagi umat, publik, dan dunia. Selama 25 tahun beroperasi, PUIC telah melakukan banyak hal untuk memperkuat solidaritas antarparlemen dan umat.
Pemilihan Kepemimpinan dan Penutupan Sidang
Sidang ke-26 Komite Umum PUIC juga mencakup pemilihan komposisi Kepemimpinan Biro untuk Konferensi PUIC ke-19. Puan Maharani, sebagai tuan rumah, akan memimpin Konferensi PUIC ke-19. Dua Wakil Ketua akan dipilih dari delegasi parlemen Afrika dan Arab. Sementara itu, Rapporteur akan dipilih dari delegasi yang hadir.
Sekretaris Jenderal PUIC, Mouhamed Khouraichi Niass, dan Presiden PUIC ke-18, Adama Bictogo dari Pantai Gading, turut menyampaikan pandangan mereka dalam sidang. Puan Maharani memuji kepemimpinan Adama Bictogo dalam setahun terakhir.
Peserta sidang menyetujui agenda dan program kerja Komite Umum PUIC ke-26, serta laporan kerja organisasi. Konferensi PUIC ke-19 akan dibuka malam harinya, dengan Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan hadir. Puan Maharani juga dijadwalkan menerima estafet presidensi PUIC dari Ketua Parlemen Pantai Gading.
Sidang ditutup oleh Puan Maharani dengan mengetuk palu, menandai berakhirnya rapat Komite Umum PUIC ke-26. Acara ini diharapkan akan memperkuat kerja sama antarparlemen negara-negara anggota OKI dan memajukan peradaban Islam di dunia.
Dengan berakhirnya sidang ini, diharapkan akan tercipta kerjasama yang lebih kuat diantara parlemen negara-negara anggota OKI, serta meningkatkan peran Islam sebagai kekuatan positif dalam dunia internasional. Peringatan 25 tahun PUIC juga menjadi momentum penting untuk merefleksikan pencapaian dan merencanakan langkah strategis ke depan dalam menghadapi tantangan global yang kompleks.