Dunia Katolik tengah menantikan pemilihan Paus baru. Konklaf untuk memilih pengganti Paus Fransiskus telah dimulai pada 7 Mei 2025, melibatkan 133 kardinal.
Proses pemilihan berlangsung tertutup di Kapel Sistina, Vatikan. Asap yang dikeluarkan dari cerobong menjadi pertanda bagi dunia luar. Asap hitam menandakan belum ada kesepakatan, sementara asap putih menandakan terpilihnya Paus baru.
Tradisi Asap Konklaf: Dari Abad Pertengahan Hingga Kini
Tradisi membakar surat suara dalam konklaf bermula pada abad ke-15. Tujuannya adalah menjaga kerahasiaan proses pemilihan.
Namun, asap baru menjadi penanda publik pada abad ke-18, setelah cerobong dipasang di Kapel Sistina.
Awalnya, asap hanyalah interpretasi publik. Baru pada abad ke-19, tradisi ini diresmikan sebagai penanda resmi.
Penggunaan asap sebagai penanda sempat menimbulkan kebingungan. Vatikan pun akhirnya meresmikan dua jenis asap: fumata nera (asap hitam) dan fumata bianca (asap putih).
Menguak Rahasia Asap Hitam: Sains di Balik Warna Gelap
Asap hitam, atau fumata nera, merupakan hasil pembakaran yang tidak sempurna.
Metode awal menggunakan jerami basah dan tar, menghasilkan asap gelap pekat.
Metode ini menyebabkan kebingungan karena intensitas warna asap bervariasi, bergantung pada kelembapan bahan bakar.
Pada tahun 1970-an, metode ini digantikan dengan campuran kimia yang lebih terkontrol.
Campuran kimia untuk asap hitam meliputi kalium perklorat, antrasena, dan sulfur.
Proses pembakaran yang tidak sempurna menghasilkan banyak partikel karbon (jelaga), menyebabkan asap hitam pekat.
Asap ini mirip dengan asap dari pembakaran minyak atau karet karena kaya akan partikel berbasis karbon.
Perkembangan Teknologi Pembuatan Asap Hitam
Awalnya, Vatikan menggunakan bahan-bahan alami seperti jerami basah dan tar untuk menghasilkan asap hitam. Namun, metode ini kurang presisi dan sering menghasilkan asap dengan warna yang bervariasi, sehingga memicu kebingungan.
Perkembangan teknologi kemudian memungkinkan penggunaan campuran kimia yang lebih terkontrol untuk menghasilkan asap hitam pekat yang konsisten. Campuran ini dirancang untuk memastikan pembakaran tidak sempurna dan menghasilkan partikel karbon yang cukup untuk menghasilkan asap hitam.
Pembuatan Asap Putih: Menyambut Paus Baru
Asap putih, atau fumata bianca, dihasilkan dari reaksi kimia yang lebih sempurna dan menghasilkan panas yang lebih tinggi.
Campuran kimia untuk asap putih terdiri dari kalium klorat, laktosa, dan rosin pinus.
Proses pembakaran menghasilkan uap dan partikel resin mikroskopis yang tampak cerah.
Tidak ada jelaga atau karbon pekat dalam asap putih, menghasilkan asap putih bersih.
Munculnya asap putih disambut dengan sukacita umat Katolik di seluruh dunia, bersama dengan pengumuman “Habemus Papam”.
Perbandingan Campuran Kimia Asap Hitam dan Putih
- Asap Hitam: Kalium perklorat, antrasena, sulfur (pembakaran tidak sempurna, kaya partikel karbon).
- Asap Putih: Kalium klorat, laktosa, rosin pinus (pembakaran sempurna, menghasilkan uap dan partikel resin).
Proses pemilihan Paus memang sarat dengan simbolisme. Dari tradisi kuno membakar surat suara hingga teknologi modern menciptakan asap berwarna, semuanya berkontribusi pada keagungan dan misteri peristiwa ini. Asap putih yang menandakan terpilihnya Paus baru bukan hanya sekadar pertanda visual, tetapi juga representasi dari sebuah proses panjang dan sakral yang menentukan pemimpin spiritual bagi miliaran umat Katolik di seluruh dunia. Momen pengumuman “Habemus Papam” merupakan klimaks yang dinanti-nantikan, menandai awal era kepemimpinan baru dalam Gereja Katolik.