Edukasi

Rahasia Lampion Hari Waisak: Makna Mendalam di Balik Tradisi

Tim Redaksi

Hari Raya Waisak, perayaan penting bagi umat Buddha, diperingati setiap tahun untuk mengenang tiga peristiwa penting dalam kehidupan Siddharta Gautama: kelahiran, pencapaian pencerahan (Buddhahood), dan wafatnya. Perayaan ini diramaikan dengan berbagai kegiatan spiritual dan budaya, salah satunya yang paling menarik perhatian adalah pelepasan lampion.

Tradisi pelepasan lampion pada Waisak menjadi daya tarik tersendiri, menarik minat tak hanya umat Buddha, tetapi juga masyarakat luas. Biasanya, acara pelepasan lampion berskala besar digelar di kompleks Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

Makna Filosofis Pelepasan Lampion dalam Perayaan Waisak

Ribuan lampion yang diterbangkan ke langit pada malam Waisak bukan sekadar pertunjukan visual yang indah. Lebih dari itu, pelepasan lampion ini sarat dengan makna filosofis mendalam bagi umat Buddha.

Menurut Kementerian Agama, ribuan lampion melambangkan kesediaan umat Buddha untuk menyebarkan cahaya perdamaian di dunia. Cahaya lampion ini menjadi simbol harapan akan masa depan yang lebih baik, di mana umat Buddha berharap terbebas dari penderitaan dan kesedihan.

Lebih jauh, cahaya lampion juga diartikan sebagai simbol pencerahan batin, mengingatkan pada pencerahan yang dicapai oleh Sang Buddha Gautama. Pencerahan ini menjadi pedoman hidup bagi umat Buddha dalam menjalani kehidupan.

Inti ajaran Buddha, yaitu cinta kasih dan welas asih kepada semua makhluk hidup, juga tercermin dalam tradisi ini. Lampion melambangkan kepedulian dan cinta kasih yang dipanjatkan bagi seluruh umat manusia di seluruh penjuru dunia.

Dari sisi spiritual, pelepasan lampion diyakini sebagai simbol pelepasan energi negatif seperti keserakahan dan kemarahan. Terangnya cahaya lampion menjadi doa dan harapan agar dunia menjadi tempat yang lebih baik.

Baca Juga:  Daftar Tamtama TNI AD 2025 Gelombang 2: Segera Daftar

Ritual Sebelum Pelepasan Lampion: Meditasi dan Puja Bhakti

Pelepasan lampion bukanlah kegiatan yang dilakukan secara spontan. Umat Buddha biasanya melakukan sejumlah ritual sebelum menerbangkan lampion ke udara.

Sebelum menerbangkan lampion, umat Buddha akan melakukan meditasi bersama. Meditasi ini bertujuan untuk menjernihkan pikiran dan mempersiapkan diri secara spiritual untuk momen sakral tersebut. Setelah meditasi, mereka akan membacakan paritta atau doa-doa suci.

Puja bhakti, sebuah ritual pemujaan, juga menjadi bagian penting sebelum pelepasan lampion. Dalam puja bhakti, umat Buddha menyampaikan permohonan dan harapan mereka kepada Sang Buddha.

Dengan demikian, pelepasan lampion bukan hanya sekadar aktivitas seremonial, melainkan sebuah rangkaian kegiatan spiritual yang sarat dengan makna dan proses persiapan yang matang.

Festival Lampion Waisak 2025: “Light of Peace”

Festival Lampion Waisak 2025 mengangkat tema “Light of Peace”, menguatkan makna perdamaian yang menjadi inti dari perayaan ini.

Acara pelepasan lampion tahun 2025 diselenggarakan pada 12 Mei 2025 dan dibagi menjadi dua sesi: sesi pertama pukul 18.00-20.00 WIB dan sesi kedua pukul 21.00-23.00 WIB.

Lokasi penyelenggaraan tetap dipusatkan di area Candi Borobudur, tepatnya di Lapangan Marga Utama dan Taman Lumbini, Candi Agung Borobudur.

Mengingat penggunaan api dalam lampion, panitia menerapkan aturan yang ketat bagi peserta. Pelepasan lampion dilakukan secara berkelompok dan peserta dilarang membawa barang-barang yang dapat mengganggu ketertiban dan keamanan, seperti tripod, drone, dan lain sebagainya.

Aturan yang ketat ini bertujuan untuk memastikan kelancaran dan keamanan acara, serta menjaga kesakralan perayaan Waisak.

Dengan demikian, Festival Lampion Waisak 2025 diharapkan dapat menjadi momen yang khidmat dan penuh makna bagi seluruh umat Buddha dan masyarakat Indonesia.

Baca Juga:  Sekolah Kashmir Kembali Beroperasi Usai Gencatan Senjata India Pakistan

Tradisi pelepasan lampion dalam perayaan Waisak bukan sekadar atraksi visual, melainkan simbol harapan, perdamaian, dan pencerahan spiritual. Keindahan visualnya semakin memperkuat makna filosofis di baliknya, menjadikan perayaan Waisak sebagai momen yang penuh spiritualitas dan makna mendalam bagi umat Buddha dan masyarakat Indonesia.

Baca Juga

Tinggalkan komentar