Persaingan ketat di industri telekomunikasi Indonesia kini menyisakan tiga pemain utama: Indosat Ooredoo Hutchison, Telkomsel, dan XL Axiata (pasca merger dengan Smartfren). Pertanyaan utamanya adalah: siapa yang memimpin pangsa pasar?
Sampai akhir tahun 2024, Telkomsel masih kokoh di puncak dengan pangsa pasar pendapatan tertinggi, mencapai 51,8%. Keberhasilan ini tidak lepas dari berbagai faktor strategis yang telah dijalankan perusahaan.
Agung Harsoyo, pakar telekomunikasi ITB, menjelaskan bahwa komitmen kuat Telkomsel dalam pembangunan infrastruktur telekomunikasi menjadi kunci utama. Perusahaan berperan sebagai ujung tombak negara dalam menyediakan layanan seluler dan Fiber to the Home (FTTH) melalui brand Telkomsel Indihome.
Dukungan jaringan handal dari induk perusahaan, Telkom, juga tak dapat diabaikan. Jaringan yang kuat dan luas cakupannya menjadi landasan bagi Telkomsel untuk memberikan layanan yang andal di seluruh wilayah Indonesia, bahkan di daerah-daerah terpencil.
Keunggulan Telkomsel di Pasar Telekomunikasi Indonesia
Telkomsel telah mempertahankan kepemimpinannya dalam pangsa pasar laba bersih selama lebih dari 10 tahun berturut-turut, mencapai 75,6% pada tahun 2024. Angka ini menunjukkan kinerja keuangan yang sangat solid dan strategi eksekusi yang disiplin.
Pertumbuhan payload data tahunan sebesar 13,9% dan peningkatan ARPU mobile kuartalan sebesar 2,0% menunjukkan produktivitas pelanggan yang terus meningkat. Hal ini menandakan keberhasilan Telkomsel dalam memenuhi kebutuhan digital masyarakat Indonesia yang terus berkembang.
“Karena jaringannya yang handal dan tersebar luas di seluruh Indonesia, membuat hingga saat ini mayoritas masyarakat Indonesia masih mempercayakan kebutuhan layanan telekomunikasinya pada Telkomsel. Ini dapat dibuktikan dengan payload Telkomsel terbilang tinggi dan ARPU yang masih baik dibandingkan kompetitornya di industri telekomunikasi,” ujar Agung Harsoyo.
Strategi Integrasi dan Pertumbuhan Pendapatan
Pada tahun 2024, Telkomsel mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 10,7%. Salah satu faktor pendorongnya adalah integrasi layanan bisnis fixed broadband IndiHome B2C ke dalam Telkomsel.
Integrasi ini juga meningkatkan kontribusi digital business Telkomsel dari 88,0% menjadi 90,3%, menunjukkan perannya yang semakin dominan sebagai penggerak utama pertumbuhan pendapatan seluler.
Telkomsel juga berperan penting dalam mengakselerasi penetrasi fixed broadband di Indonesia, ditunjukkan dengan penambahan hampir 1 juta pelanggan sepanjang tahun 2024. Penyelesaian integrasi sistem one-billing semakin memperkuat fondasi pertumbuhan jangka panjang perusahaan.
Layanan Bundling dan Adopsi Konvergensi
Integrasi sistem one-billing membuka peluang bagi Telkomsel untuk menawarkan layanan bundling yang lebih lengkap dengan konten digital. Langkah ini bertujuan untuk mendorong adopsi layanan konvergensi dan memberikan pengalaman digital yang lebih komprehensif bagi pelanggan di seluruh Indonesia.
“Dengan berbagai langkah tersebut saya yakin Telkomsel masih akan terus mendominasi layanan telekomunikasi di Indonesia. Karena Telkomsel merupakan penyedia layanan telekomunikasi dengan kualitas terbaik dan terluas di Indonesia,” kata Agung Harsoyo.
Kesimpulannya, dominasi Telkomsel di pasar telekomunikasi Indonesia didukung oleh berbagai faktor, mulai dari infrastruktur jaringan yang kuat dan luas, strategi bisnis yang efektif, hingga komitmen yang kuat dalam mendukung transformasi digital Indonesia. Keunggulan ini diperkirakan akan tetap mempertahankan posisi Telkomsel sebagai pemimpin pasar dalam beberapa tahun ke depan.