Samsung dikabarkan tengah mengembangkan smartphone lipat tiga yang desainnya mirip dengan Huawei Mate XT. Perangkat yang diprediksi rilis tahun ini ini, sayangnya, mungkin akan mengecewakan sebagian penggemar teknologi karena spesifikasi yang kurang memuaskan.
Sumber terpercaya di industri mengungkapkan bahwa smartphone lipat tiga besutan Samsung ini hanya akan mendukung pengisian daya 25W. Kecepatan pengisian ini jauh lebih rendah dibandingkan kompetitor dari Tiongkok.
Kecepatan Pengisian Daya yang Mengecewakan
PhoneArena melaporkan bahwa meskipun kecepatan pengisian sebenarnya mungkin lebih lambat dari angka yang diklaim, Samsung kemungkinan akan tetap mengklaim angka 25W secara resmi. Hal ini tentu menjadi sorotan mengingat kritik yang selama ini ditujukan pada Samsung terkait kecepatan pengisian daya perangkatnya yang lambat.
Sebagai perbandingan, Galaxy S25 Ultra, model flagship terbaru Samsung, hanya mendukung pengisian daya 45W. Sementara itu, Xiaomi 15 Ultra menawarkan pengisian kabel 90W, pengisian nirkabel 80W, dan pengisian balik nirkabel 10W.
Produsen Tiongkok juga semakin agresif mengadopsi teknologi baterai berkapasitas tinggi. Bahkan, perangkat dengan baterai 8.000 mAh diprediksi akan segera hadir.
Kecepatan pengisian daya yang rendah pada smartphone lipat tiga Samsung ini menimbulkan kekecewaan. Banyak yang mempertanyakan mengapa Samsung masih enggan mengadopsi teknologi baterai terbaru.
Teknologi Kamera: Di Bawah Layar atau Konvensional?
Samsung mungkin tidak akan menggunakan teknologi kamera di bawah layar pada ponsel lipat tiga terbarunya. Meskipun teknologi ini menawarkan tampilan layar yang lebih bersih, kualitas kameranya masih belum bisa menyaingi kamera konvensional.
Namun, keputusan ini masih belum final. Masih ada kemungkinan kamera di bawah layar akan tetap digunakan pada produk akhirnya.
Hal ini menimbulkan perdebatan di kalangan pengguna. Sebagian lebih menyukai kamera punch hole tradisional, sementara yang lain memprioritaskan layar penuh tanpa kompromi pada kualitas kamera.
Selain kamera, masalah lipatan pada layar juga menjadi tantangan tersendiri, terutama pada ponsel lipat tiga yang memiliki dua lipatan. Laporan menyebutkan kualitas lipatan akan mirip dengan Galaxy Z Fold 6.
Galaxy Z Fold 7 dikabarkan akan hadir dengan desain lipatan yang lebih halus. Ini menunjukkan Samsung terus berupaya meningkatkan teknologi lipatan pada perangkatnya.
Strategi Samsung dan Pertimbangan Pasar
Samsung, dengan pangsa pasar globalnya yang besar, cenderung berhati-hati dalam mengimplementasikan teknologi baru. Pengisian daya ber-watt tinggi memiliki risiko lebih besar, dan Samsung mungkin masih ragu akan keamanan baterai berkapasitas tinggi.
Insiden ledakan Samsung Galaxy Note 7 masih segar dalam ingatan publik. Kejadian ini kemungkinan besar menjadi alasan utama Samsung tetap berhati-hati dalam mengadopsi teknologi pengisian daya cepat.
Sementara Samsung aktif bereksperimen dengan perangkat lipat, Apple masih belum memasuki pasar ini. Apple dilaporkan tengah mengembangkan ponsel lipat tanpa lipatan yang terlihat, dengan kemungkinan rilis pada 2027.
Penjualan ponsel lipat belum sesuai ekspektasi. Samsung bahkan telah menurunkan proyeksi penjualannya di segmen ini. Harga jual ponsel lipat tiga yang diperkirakan di atas $2.000 juga akan membatasi pasarnya.
Samsung berencana meluncurkan ponsel lipat tiga ini di Korea Selatan terlebih dahulu, sebelum memperluasnya ke pasar lain. Peluncuran global kemungkinan besar baru akan dilakukan beberapa generasi mendatang.
Meskipun terdapat beberapa kekhawatiran tentang spesifikasi tertentu, langkah Samsung dalam mengembangkan smartphone lipat tiga menunjukkan komitmen perusahaan dalam inovasi di segmen ini. Keberhasilannya masih akan bergantung pada penerimaan pasar dan bagaimana Samsung mengatasi tantangan teknologi dan harga.