Edukasi

Skandal Bimbel: Janji Lulus 100%, UTBK Curang?

Tim Redaksi

Lembaga Bimbingan Belajar (Bimbel) di Yogyakarta Diduga Terlibat Kecurangan UTBK SNBT 2025

Dugaan keterlibatan sebuah lembaga bimbingan belajar (bimbel) di Yogyakarta dalam kecurangan Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berdasarkan Tes (UTBK SNBT) 2025 tengah menjadi sorotan. Ketua Tim Penanggung Jawab SNPMB, Prof. Eduart Wolok, menyatakan adanya kecurigaan ini setelah timnya melakukan pendalaman menyeluruh terhadap data dari seluruh pusat UTBK SNBT. Penyelidikan ini menyusul temuan ribuan anomali data peserta ujian.

Anomali Data Peserta dan Kecurigaan Terhadap Bimbel Yogyakarta

Sejak awal pelaksanaan UTBK SNBT 2025, tercatat sekitar 4.000 anomali data peserta yang diduga terlibat kecurangan. Prof. Eduart menjelaskan bahwa anomali ini terlihat dari ketidaksesuaian antara domisili peserta, asal sekolah, kampus tujuan, dan lokasi UTBK yang berjauhan.

Sebagai contoh, ada peserta lulusan SMA Semarang yang memilih UI dan UGM sebagai kampus tujuan, namun mengikuti UTBK di Medan. Meskipun hal ini tidak serta merta menunjukkan kecurangan, temuan serupa di lokasi lain, di mana peserta tidak hadir namun terjadi masalah pada komputer yang seharusnya mereka gunakan, memicu kecurigaan.

Tim SNPMB menduga adanya jaringan yang memanfaatkan UTBK untuk kepentingan bisnis tertentu. Namun, Prof. Eduart menekankan bahwa ini masih sebatas dugaan, dan bukan wewenang timnya untuk mengambil kesimpulan akhir.

Modus Operandi dan Bukti Pendukung Dugaan Keterlibatan Bimbel

Dugaan keterlibatan bimbel di Yogyakarta didasarkan pada dua kemungkinan modus operandi. Pertama, bimbel tersebut diduga menyediakan joki untuk menggantikan peserta UTBK. Kedua, bimbel tersebut mungkin mengikuti UTBK untuk merekam soal ujian dan memanfaatkannya untuk bimbingan di tahun berikutnya.

Klaim beberapa bimbel yang menjamin kelulusan 100 persen juga menjadi perhatian. Prof. Eduart mempertanyakan bagaimana hal tersebut dimungkinkan mengingat Tes Potensi Skolastik mengukur kemampuan skolastik individu.

Baca Juga:  Dedi Mulyadi Usul: Anak Nakal Latihan Militer?

Kecurigaan semakin kuat dengan adanya bimbel yang masih mengadakan bimbingan hingga 5 Mei 2025, bertepatan dengan berakhirnya UTBK SNBT. Hal ini berbeda dengan praktik umum bimbingan belajar yang biasanya berakhir seminggu sebelum ujian.

Dampak dan Langkah-langkah Selanjutnya

Kasus dugaan kecurangan ini memiliki implikasi serius bagi integritas UTBK SNBT dan dunia pendidikan tinggi di Indonesia. SNPMB akan terus menyelidiki kasus ini secara menyeluruh untuk memastikan keadilan dan integritas proses seleksi perguruan tinggi negeri.

Hasil penyelidikan akan menentukan langkah selanjutnya, termasuk kemungkinan sanksi bagi lembaga bimbel dan peserta yang terlibat. SNPMB berkomitmen untuk menciptakan sistem seleksi yang transparan, adil, dan bebas dari kecurangan.

Penutup

Dugaan keterlibatan bimbel dalam kecurangan UTBK SNBT 2025 menyoroti perlunya pengawasan yang lebih ketat dan langkah pencegahan yang efektif. Kasus ini juga menggarisbawahi pentingnya integritas lembaga pendidikan dalam menyelenggarakan proses seleksi yang berlandaskan prinsip kejujuran dan keadilan. Ke depannya, perbaikan sistem dan pengawasan yang lebih ketat perlu dilakukan untuk mencegah terulangnya kasus serupa. Hal ini penting untuk menjaga kepercayaan publik terhadap proses seleksi perguruan tinggi negeri. Penegakan hukum yang tegas juga sangat diperlukan untuk memberikan efek jera bagi pihak-pihak yang terlibat dalam kecurangan.

Baca Juga

Tinggalkan komentar