Edukasi

Skandal UTBK Unpad 2025: WhatsApp Bocorkan Penipuan Identitas

Tim Redaksi

Penggunaan WhatsApp Blast oleh panitia UTBK SNBT 2025 di Universitas Padjadjaran (Unpad) tak hanya efektif dalam meminimalisir keterlambatan peserta ujian. Lebih dari itu, strategi komunikasi ini secara tak terduga berhasil mengungkap kasus pencurian identitas yang digunakan untuk mendaftar UTBK.

Modus pencurian identitas ini diduga terkait upaya untuk mempelajari pola soal ujian. Hal ini diungkap oleh Koordinator Pelaksana Pusat UTBK Unpad, Inu Isnaeni Sidiq, Ph.D.

Pencurian Identitas Peserta UTBK Unpad Terbongkar

Inu menjelaskan, kasus yang terjadi bukanlah aksi joki ujian. Para pelaku menggunakan identitas curian tanpa sepengetahuan pemilik data asli.

Meskipun lolos UTBK, pelaku tidak bisa melakukan registrasi karena menggunakan data orang lain. Tujuan utamanya diduga hanya untuk mempelajari pola soal ujian.

Kasus ini telah dilaporkan ke tim monitoring dan evaluasi Pusat UTBK Unpad dan diharapkan menjadi bahan kajian di tingkat nasional. Harapannya, tindakan serupa dapat dicegah di masa mendatang.

WhatsApp Blast: Dari Pengingat Ujian hingga Deteksi Kecurangan

Koordinator Teknologi Informasi dan Komunikasi Pusat UTBK Unpad, Rafly, menjelaskan kronologi pengungkapan kasus tersebut.

Panitia mengirimkan pesan WhatsApp Blast kepada seluruh peserta UTBK sebagai pengingat agar tidak terlambat.

Pada 25 April 2025, panitia menerima balasan dari seseorang berinisial NKA yang menyatakan menerima pesan tersebut, padahal ia tidak mendaftar UTBK.

NKA adalah mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri di Medan. Panitia pun langsung mencurigai adanya penyalahgunaan data.

Setelah diselidiki, ternyata data peserta UTBK tersebut sama persis dengan data NKA, kecuali foto dan alamat email.

Baca Juga:  Kuasai 4 Skill Digital untuk Masa Depan Anda

Peserta tersebut terjadwal ujian di Fakultas Farmasi Unpad Jatinangor pada 26 April 2025 sesi pagi, namun tidak hadir.

WhatsApp Blast terbukti efektif meminimalisir keterlambatan peserta UTBK. Hampir tidak ada peserta yang terlambat, kecuali satu kasus peserta yang datang siang hari padahal ujian pagi. Peserta tersebut mengaku telah membaca pesan WhatsApp Blast.

Identitas yang Dicuri Milik Mahasiswa Medan

Data yang digunakan pelaku, termasuk NIK, tanggal lahir, dan nomor telepon, identik dengan milik NKA, mahasiswa dari perguruan tinggi negeri di Medan.

Hanya foto dan email yang berbeda. Hal ini semakin memperkuat dugaan pencurian identitas yang dilakukan secara sistematis.

Keberhasilan mengungkap kasus ini menunjukkan potensi WhatsApp Blast sebagai alat deteksi kecurangan dalam ujian. Sistem ini dapat dimanfaatkan untuk mencegah kecurangan serupa di masa mendatang.

Meskipun kasus ini terungkap, masih banyak potensi kecurangan lainnya. Sistem keamanan dan pengawasan ujian perlu terus ditingkatkan untuk memastikan integritas UTBK.

Kejadian ini juga menjadi pengingat pentingnya perlindungan data pribadi. Penting bagi setiap individu untuk waspada terhadap potensi pencurian dan penyalahgunaan data.

Pihak berwenang perlu menyelidiki lebih lanjut untuk mengungkap jaringan pelaku pencurian identitas dan motif di baliknya.

Dengan meningkatkan keamanan data dan pengawasan yang ketat, diharapkan integritas UTBK dapat dipertahankan dan kesempatan yang adil bagi seluruh peserta ujian dapat terwujud.

Kejadian ini menjadi bukti pentingnya pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan pengawasan dan deteksi kecurangan. Namun, perlu diimbangi dengan peningkatan keamanan data pribadi agar hal serupa tidak terulang.

Ke depan, peningkatan sistem keamanan data dan pengembangan strategi deteksi kecurangan yang lebih canggih perlu menjadi prioritas. Hal ini penting untuk menjamin keadilan dan integritas proses seleksi mahasiswa.

Baca Juga:  Dedi Mulyadi Usul: Anak Nakal Latihan Militer?

Selain itu, edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya perlindungan data pribadi juga perlu ditingkatkan agar kasus serupa dapat dicegah.

Baca Juga

Tinggalkan komentar