Pandemi COVID-19, yang awalnya dianggap sebagai bencana, justru menjadi katalisator bagi digitalisasi di Desa Tugu Selatan, Puncak, Bogor. Desa ini berhasil membangun infrastruktur internet pedesaan yang hingga kini tetap beroperasi dan memberikan dampak positif bagi masyarakatnya.
Bermula dari sebuah gudang yang terbengkalai, Direktur BUMDes Tugu Selatan Mandiri, Dadang Juanda (55), berinisiatif mengubahnya menjadi kantor pada tahun 2021, di tengah pandemi. Kesempatan ini muncul berkat program Desa Digital dari Pemprov Jawa Barat, yang menjadi tonggak awal usaha digitalisasi desa.
BUMDes Tugu Selatan Mandiri kemudian mendirikan “Pangrango Vibes,” sebuah layanan internet pedesaan. Kerja sama dengan penyedia layanan internet Lintas Satu Visi menghasilkan 500 sambungan rumah (SR), memberikan akses internet yang sangat dibutuhkan masyarakat, khususnya bagi anak-anak yang harus belajar daring.
Perjalanan membangun Pangrango Vibes tidaklah mudah. PSBB membatasi mobilitas, sementara modem dan kabel sempat tertahan berbulan-bulan di Pelabuhan Tanjung Priok. Kendala ini sempat menghentikan sementara operasional, namun semangat Dadang dan timnya tidak padam.
Mereka tetap melayani warga dengan peralatan yang ada. Kegigihan mereka membuahkan hasil. Kerja sama dengan Lintas Satu Visi berlanjut, meskipun awalnya berjalan lambat. Setelah pandemi mereda, bisnis internet mereka pun mulai membaik.
Saat ini, Pangrango Vibes menawarkan paket internet dengan kecepatan 20 Mbps (Rp 250.000/bulan), 50 Mbps (Rp 350.000/bulan), dan 100 Mbps (Rp 550.000/bulan). Layanan ini dikelola oleh empat orang karyawan di kantor BUMDes. BUMDes Tugu Selatan Mandiri juga mengembangkan usaha lain, seperti distribusi produk Mayora, kafe di lokasi paralayang Gunung Mas, wisata naik kuda “Kampung Koboy,” peternakan sapi, dan menjadi agen BRILink sejak 2023.
Jadi Desa BRILian karena Digitalisasi
Keberhasilan BUMDes Tugu Selatan Mandiri menarik perhatian BRI, yang kemudian memilih desa ini untuk menjadi Desa BRILian. Program Desa BRILian merupakan program inkubasi dari BRI yang mendukung pengembangan desa melalui empat aspek: penguatan BUMDes, digitalisasi, inovasi, dan keberlanjutan (sustainability).
Sekretaris BUMDes Tugu Selatan Mandiri, Muslihat Arifaghani (53), menjelaskan bahwa BRI Unit Cisarua menggandeng desa tersebut pada 2024 setelah melihat potensi besar di desa tersebut. “Awalnya mereka melihat potensi kami, banyak pelaku usaha kecil, jadi tertarik. Seperti gayung bersambut,” kata Muslihat.
Kerja sama ini melibatkan pelatihan dan pendampingan dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. BUMDes Tugu Selatan Mandiri kini berkompetisi untuk menjadi Desa BRILian terbaik di Indonesia. “Manfaatnya luar biasa ya, Pak. Diajari SOP, manajemen, pemerintahan. Mereka menginap di sini, difasilitasi desa dan oleh BRI,” tambah Muslihat.
Digitalisasi dan Kolaborasi: Kunci Sukses BUMDes
Desti Fitriani, pakar ekonomi pedesaan FEB UI, menjelaskan bahwa kunci sukses BUMDes terletak pada kemampuan melihat tantangan sebagai peluang. Dalam kasus Desa Tugu Selatan, kebutuhan akses internet dijawab dengan layanan digitalisasi Pangrango Vibes.
“Jadi peluang bisnis itu bisa juga dari tantangan apa yang sebetulnya dihadapi masyarakat desa. Peran BUMDes sebagai representasi dari pemerintah desa yang kemudian turut serta menangani masalah tersebut,” ujar Desti.
Desti juga menekankan pentingnya kolaborasi, khususnya dengan pihak swasta. Kerja sama Pangrango Vibes dengan Lintas Satu Visi sebagai ISP memberikan pembelajaran berharga dalam efisiensi dan profesionalitas pengelolaan usaha. “Kelebihan bekerja sama dengan swasta adalah BUMDes-nya bisa belajar bagaimana menghasilkan produk atau men-deliver jasa dengan lebih efisien, lebih profesional, sehingga menguntungkan BUMDes-nya,” pungkas Desti.
Kisah sukses Desa Tugu Selatan menunjukkan bagaimana digitalisasi, dipicu oleh sebuah krisis, dapat menjadi pendorong utama kemajuan ekonomi pedesaan. Komitmen, kolaborasi, dan adaptasi terhadap tantangan menjadi kunci keberhasilan mereka. Model ini bisa menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Indonesia untuk memanfaatkan teknologi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.