Universitas Brawijaya (UB) menindak tegas dua peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer Seleksi Nasional Berbasis Tes (UTBK) SNBT 2025 yang terbukti melakukan kecurangan. Kedua peserta tersebut tertangkap basah menggunakan alat komunikasi selama ujian yang berlangsung pada Kamis, 24 April 2025.
Kejadian ini menunjukkan komitmen UB dalam menjaga integritas proses seleksi mahasiswa baru. Tindakan tegas ini diharapkan dapat memberikan efek jera dan memastikan kelancaran UTBK tahun ini.
Peserta UTBK UB yang Tertangkap Basah Curang
Peserta pertama terdeteksi menggunakan alat komunikasi di gedung Fakultas Kedokteran. Penemuan ini kemudian disusul dengan kasus serupa di Fakultas Ilmu Budaya pada hari yang sama.
Arif Hidayat, Sekretaris Direktorat Administrasi dan Layanan Akademik UB, menyatakan kedua peserta langsung diberi sanksi. Mereka tidak diperkenankan melanjutkan ujian dan masuk daftar hitam (blacklist) UB untuk semua jalur penerimaan mahasiswa.
Sanksi blacklist ini menegaskan komitmen UB terhadap etika dan moral dalam penyelenggaraan ujian. Hal ini diharapkan bisa menjadi pembelajaran bagi calon mahasiswa lainnya.
Konsekuensi Kecurangan UTBK di UB
Sebagai konsekuensi atas tindakan mereka, kedua peserta tidak hanya gagal dalam UTBK 2025. Mereka juga terdaftar dalam blacklist UB.
Artinya, kedua peserta tersebut tidak akan dapat mendaftar ke UB melalui jalur manapun, baik jalur reguler maupun jalur khusus. Ini merupakan sanksi yang cukup berat untuk mencegah kecurangan serupa di masa mendatang.
Pihak UB berharap langkah tegas ini dapat memberikan efek jera bagi calon peserta UTBK di tahun-tahun berikutnya. Integritas proses seleksi menjadi prioritas utama UB.
Tingkat Kehadiran Peserta UTBK UB 2025
Universitas Brawijaya mencatat tingkat kehadiran peserta UTBK SNBT 2025 mencapai 97 persen. Dari total 20.859 peserta terdaftar, sekitar 20.000 peserta mengikuti ujian.
Angka kehadiran ini hampir sama dengan tahun sebelumnya. Pihak UB menyebutkan beberapa alasan ketidakhadiran peserta, diantaranya karena sudah diterima di sekolah kedinasan atau kendala lain.
UB berusaha mengakomodasi peserta yang memiliki kendala, sejauh memungkinkan. Salah satu contohnya adalah memberikan ruang ujian alternatif bagi peserta yang memiliki keterbatasan fisik.
Pada hari Sabtu, 19 April 2025, misalnya, ada peserta yang tidak bisa mengikuti ujian di lantai 3 Gedung MIPA karena baru menjalani operasi kaki. Panitia menyediakan ruang ujian di lantai 1 yang terhubung dengan jaringan.
Hal ini menunjukkan kepedulian UB terhadap peserta UTBK. Namun, kepedulian ini tidak berarti mengabaikan aturan dan prinsip kejujuran dalam proses ujian.
Kehadiran peserta UTBK di UB yang tinggi menunjukkan minat masyarakat yang besar terhadap perguruan tinggi ini. Dengan tingkat kehadiran yang tinggi, seleksi mahasiswa baru diharapkan dapat berjalan dengan lancar dan kompetitif.
Pihak UB terus berupaya meningkatkan kualitas penyelenggaraan UTBK setiap tahunnya. Hal ini termasuk dalam hal pengawasan dan pencegahan kecurangan.
Dengan menjaga integritas dan transparansi proses seleksi, UB berharap dapat menjaring calon mahasiswa terbaik dan berkualitas. Komitmen ini sejalan dengan visi UB untuk menjadi universitas yang unggul dan berdaya saing global.
Kejadian kecurangan ini menjadi pengingat pentingnya kejujuran dan integritas dalam mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi. Semoga kasus ini dapat menjadi pembelajaran bagi semua calon mahasiswa agar selalu menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan moral.
Dengan pengawasan yang ketat dan sanksi yang tegas, diharapkan kasus kecurangan dalam UTBK dapat ditekan seminimal mungkin. UB berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas dan integritas penyelenggaraan UTBK di tahun-tahun mendatang.