Berita

Waspada! Jawa Timur Ancam Cuaca Ekstrem Pekan Depan, Daerah Mana Saja?

Tim Redaksi

Jawa Timur diprediksi akan menghadapi cuaca ekstrem dalam sepekan ke depan, mulai 20 hingga 27 April 2025. BMKG Juanda Sidoarjo memperingatkan potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang, angin kencang, hujan es, dan tanah longsor.

Peralihan musim dari hujan ke kemarau menyebabkan kondisi atmosfer yang labil. Dinamika belokan angin di Laut Jawa dan gelombang Equatorial Rossby yang melintasi Jatim meningkatkan potensi hujan lebat.

Wilayah Jawa Timur yang Rawan Cuaca Ekstrem

Beberapa kabupaten dan kota di Jawa Timur masuk dalam kategori rawan bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi.

Wilayah-wilayah tersebut perlu meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana.

  • Kabupaten Bojonegoro
  • Kabupaten Gresik
  • Kabupaten Lamongan
  • Kabupaten Pasuruan
  • Kabupaten Mojokerto
  • Kabupaten Situbondo
  • Kabupaten Tuban
  • Kabupaten Blitar
  • Kabupaten Kediri
  • Kabupaten Malang
  • Kabupaten Pamekasan
  • Kabupaten Bangkalan
  • Kota Surabaya
  • Kabupaten Sidoarjo

Penduduk di daerah-daerah tersebut diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan.

Pemerintah daerah juga perlu mempersiapkan langkah antisipasi bencana.

Ancaman Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Hujan Es

BMKG memprediksi hujan lebat disertai petir, angin kencang, dan bahkan hujan es akan melanda beberapa wilayah di Jawa Timur.

Kondisi ini berpotensi menyebabkan berbagai bencana, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.

Pohon tumbang dan jalan licin juga menjadi ancaman yang perlu diwaspadai.

Masyarakat diminta untuk selalu memantau perkembangan cuaca dan peringatan dini dari BMKG.

Imbauan dan Kesiapsiagaan Menghadapi Cuaca Ekstrem

BMKG Juanda mengimbau masyarakat dan instansi terkait untuk meningkatkan kewaspadaan.

Penting untuk mempersiapkan diri menghadapi potensi bencana hidrometeorologi.

Baca Juga:  Jaga Kesehatan Ginjal Secara Alami dengan Air Distilasi

Persiapan meliputi langkah-langkah mitigasi bencana, seperti evakuasi dan penampungan sementara.

Masyarakat juga diminta untuk melaporkan kejadian bencana kepada pihak berwenang jika terjadi.

Kepala Stasiun Meteorologi Kelas 1 BMKG Juanda Sidoarjo, Taufiq Hermawan, menekankan pentingnya kewaspadaan. Kondisi atmosfer yang labil dan lembab mendukung pertumbuhan awan Cumulonimbus yang signifikan, meningkatkan risiko cuaca ekstrem.

Pemantauan kondisi cuaca secara berkala sangat penting untuk mengurangi risiko kerugian dan korban jiwa.

Kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat, serta koordinasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat, menjadi kunci dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem dan meminimalisir dampaknya.

Dengan kesiapan yang matang, diharapkan dampak negatif cuaca ekstrem di Jawa Timur dapat diminimalisir.

Baca Juga

Tinggalkan komentar