Berita

Worldcoin: Mata Uang Digital Masuk AS, Tantangan Privasi Global

Tim Redaksi

Otoritas Kominfo baru-baru ini menghentikan sementara izin operasional World ID dan World Coin di Indonesia. Program ini mengajak masyarakat di Jakarta dan Bekasi untuk memindai iris mata mereka menggunakan perangkat berbentuk bola yang disebut “orb”, sebagai imbalan token World Coin.

Meskipun telah beroperasi di beberapa negara seperti Brasil dan Spanyol, World ID dan World Coin, yang dikembangkan oleh perusahaan Sam Altman, Tools for Humanity, telah dilarang di kedua negara tersebut.

World Coin dan World ID Resmi Masuk Pasar Amerika Serikat

Setelah kontroversi dan penghentian sementara di Indonesia, World ID dan World Coin akhirnya resmi memasuki pasar Amerika Serikat. Peluncuran di AS ini terbilang terlambat.

Hal ini disebabkan oleh regulasi pemerintah Joe Biden yang dianggap kurang ramah terhadap mata uang kripto. Sebaliknya, pemerintahan Donald Trump sebelumnya lebih terbuka terhadap aset digital.

Dalam peluncuran di AS, Sam Altman menyatakan kebanggaannya sebagai warga negara Amerika dan menekankan pentingnya Amerika memimpin dalam inovasi, bukan melawannya.

Ia juga menambahkan bahwa teknologi ini bertujuan untuk memastikan manusia tetap menjadi pusat perhatian di dunia yang semakin didominasi oleh konten AI.

Teknologi World: Membedakan Manusia dan Komputer di Era AI

Menurut Sam Altman, World ID akan menjadi metode yang handal untuk membedakan identitas manusia dari komputer, AI, atau bot.

Hal ini dianggap penting oleh Altman dan Blania mengingat kemajuan pesat teknologi AI yang mampu meniru interaksi manusia secara akurat.

Baca Juga:  Gerbang Neraka Bumi: Lubang 70 Meter Memukau

World menggunakan perangkat berbentuk bola, yang semula seukuran bola basket, untuk memindai iris mata manusia dan menghasilkan ID unik yang terhubung dengan token Worldcoin.

Perusahaan kini telah mengembangkan model perangkat genggam dan berencana untuk mengintegrasikan teknologi ini ke dalam webcam atau perangkat seluler.

Tools for Humanity telah menyiapkan 10.000 perangkat pemindai mata untuk pasar AS dalam 12 bulan ke depan, lima kali lipat dari jumlah yang disediakan untuk pasar global.

Mereka juga sedang membangun pabrik baru di Richardson, Texas, khusus untuk merakit perangkat pemindai mata ini.

Pentingnya Verifikasi Identitas Manusia di Dunia Digital

World dan Tools for Humanity melihat pentingnya verifikasi identitas manusia sebagai upaya untuk mengatasi ancaman yang muncul dari perkembangan AI yang canggih.

Kemampuan AI untuk meniru interaksi manusia secara meyakinkan meningkatkan risiko penipuan online, phishing, dan kejahatan siber lainnya.

Sebagai contoh penerapannya, World telah bermitra dengan Match Group, perusahaan di balik aplikasi kencan Tinder, untuk memverifikasi pengguna.

Adrian Ludwig, kepala Engineering di Tools for Humanity, meyakini teknologi ini dapat diterapkan pada berbagai layanan pemerintah dan masyarakat.

Ia juga melihat potensi World untuk meningkatkan keamanan dan kepercayaan di jejaring sosial, bahkan menyebut kemungkinan penggunaannya oleh platform seperti X atau Meta.

Tantangan dan Penolakan di Beberapa Negara

Meskipun optimis, World masih belum menghasilkan keuntungan dan menghadapi penolakan di beberapa negara karena kekhawatiran terkait keamanan dan privasi data.

Tahun lalu, regulator data Spanyol menghentikan layanan World karena kekhawatiran potensi pengumpulan data pribadi anak-anak.

Selain Spanyol, World juga menghadapi larangan, investigasi, dan denda di beberapa negara lain, termasuk Portugal, Hong Kong, Korea Selatan, Prancis, dan Brasil.

Baca Juga:  Kendalikan Mouse Apple Tanpa Sentuh: Gerakan Udara

Meskipun demikian, World tetap berencana untuk memperluas layanannya ke 20 negara dan memastikan data biometrik yang dikumpulkan tetap anonim.

Keberhasilan World Coin dan World ID di masa mendatang akan sangat bergantung pada kemampuan perusahaan dalam mengatasi masalah privasi dan keamanan data, serta memenuhi standar regulasi yang berlaku di berbagai negara.

Ke depan, perkembangan teknologi verifikasi identitas berbasis biometrik seperti World ID akan terus diawasi ketat mengingat potensi manfaat dan risikonya yang besar bagi keamanan dan privasi digital.

Baca Juga

Tinggalkan komentar