Berita

Worldcoin: Revolusi Mata Uang Digital atau Ancaman Privasi?

Tim Redaksi

Kehebohan seputar Worldcoin, platform kripto besutan Sam Altman, masih menjadi perbincangan hangat. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) membekukan sementara izin operasionalnya di Indonesia, menyusul kontroversi pengumpulan data biometrik warga dengan imbalan token Worldcoin.

Selain kontroversi Worldcoin, berita lain yang menarik perhatian pembaca Tekno Liputan6.com pada Senin, 5 Mei 2025, adalah unggahan foto Presiden AS Donald Trump yang telah dimodifikasi menggunakan AI, sehingga menampilkan dirinya sebagai Paus. Kedua berita ini mencerminkan perkembangan teknologi yang pesat dan dampaknya terhadap masyarakat.

Mengenal Cara Kerja Worldcoin: Proyek Ambisius Sam Altman yang Menuai Kontroversi

Worldcoin menggabungkan kecanggihan teknologi AI, mata uang kripto, dan blockchain. Sistemnya dirancang sebagai protokol open source yang bertujuan memberikan akses ke ekonomi global bagi siapapun.

Platform ini mengklaim terdesentralisasi, memberdayakan pengguna untuk mengambil keputusan sendiri tanpa campur tangan pusat seperti sistem perbankan konvensional.

Dibangun selama dua tahun oleh Sam Altman bersama Alex Blania dan Max Novendstern, Worldcoin memiliki misi mulia: mengurangi kesenjangan pendapatan global melalui World ID.

World ID bertujuan menciptakan identitas digital global bagi semua orang, terlepas dari status ekonomi atau negara asal mereka.

Uniknya, untuk mendapatkan token Worldcoin, individu harus memindai iris mata mereka menggunakan perangkat berbentuk bola yang disebut Orb.

Proses pemindaian ini bertujuan memastikan setiap pendaftar adalah manusia dan mencegah pendaftaran ganda. Setelah verifikasi, pengguna akan menerima token Worldcoin.

Penggunaan Orb di berbagai lokasi di Jakarta dan Bekasi menunjukkan bagaimana teknologi ini diimplementasikan untuk memperoleh data biometrik.

Baca Juga:  Gaji Lulusan D4/S1 Indonesia: Cek Angka Terbarunya!

Ancaman Privasi: Pakar Kripto Soroti Kelemahan Worldcoin

Kominfo telah mengambil langkah tegas dengan membekukan sementara operasional Worldcoin di Indonesia. Langkah ini diambil setelah laporan masyarakat terkait aktivitas platform tersebut.

Worldcoin menggunakan Orb untuk memindai iris mata pengguna, lalu mengubahnya menjadi kode unik terenkripsi untuk membentuk World ID.

Christopher Tahir, Co-Founder CryptoWatch, mengungkapkan bahwa meskipun Worldcoin menjanjikan, metodenya perlu dikaji lebih dalam.

Ia menilai, teknologi pemindaian iris menimbulkan kekhawatiran terkait keamanan data. Penggunaan data biometrik sedemikian sensitif harus dikawal ketat.

Christopher mempertanyakan keamanan penyimpanan data pengguna. Pertanyaan krusial adalah sejauh mana anonimitas data terjaga.

Risiko kebocoran data menjadi ancaman nyata. Tanpa transparansi dan keamanan data yang terjamin, Worldcoin dapat menimbulkan masalah serius.

Kontroversi Donald Trump: AI dan Citra Paus yang Memicu Kritik

Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menjadi sorotan karena unggahannya di media sosial. Kali ini, ia menggunakan teknologi AI.

Trump mengunggah foto hasil rekayasa AI yang menampilkan dirinya sebagai Paus. Foto tersebut diunggah di Truth Social dan dibagikan ulang di X (sebelumnya Twitter).

Unggahan tersebut menuai kritik tajam dari berbagai pihak. Banyak yang menilai unggahan tersebut tidak sensitif dan tidak lucu.

Kardinal Pablo Virgilio David dari Filipina mengecam unggahan tersebut. Ia menilai tindakan Trump tidak pantas.

Pastor Gerald Murray dari Keuskupan Agung New York menyebut unggahan itu konyol dan tidak pantas. Kritik juga datang dari perwakilan uskup Katolik di New York.

Kejadian ini menunjukkan bagaimana teknologi AI dapat dimanfaatkan untuk tujuan yang kontroversial dan menimbulkan reaksi publik yang beragam.

Perkembangan teknologi digital memang menawarkan banyak peluang, namun juga menghadirkan tantangan. Kasus Worldcoin dan kontroversi foto AI Donald Trump menjadi pengingat pentingnya memperhatikan aspek keamanan data dan etika dalam pengembangan dan penggunaan teknologi baru. Regulasi yang ketat dan kesadaran publik menjadi kunci agar teknologi dapat digunakan secara bertanggung jawab dan bermanfaat bagi semua pihak.

Baca Juga:  Instagram Rival CapCut? Fitur Edit Video Baru Menggebrak!

Baca Juga

Tinggalkan komentar